Bab : Keutamaan beramal yang kontinyu baik menegakkan malam (atau yg lainnya), perintah untuk mengambil amalan yang sederhana didalam beribadah.
Yang dimaksud amalan yang sederhana adalah dia melakukan ibadah apa yang dia mampu lakukan secara kontinyu, bukan mengambil ibadah yang banyak.
Hadist ke-1 :
Dari Aisyah bahwa ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempunyai sehelai tikar yang dibentangkannya pada malam hari, sehingga merupakan tabir sebuah kamar tempat beliau shalat. Lalu orang-orang pun shalat pula bersama beliau. Dan dibentangkannya di siang hari. Pada suatu malam mereka kembali berkumpul mengikuti beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: 'Wahai sekalian manusia, hendaklah kalian beramal menurut kemampuan kalian, sebab Allah tidak akan pernah bosan hingga kalian bosan sendiri. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah, adalah amalan yang dikerjakan secara terus menerus meskipun sedikit. Dan bila keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam melakukan suatu amalan, maka mereka akan menekuninya.'"
Hadist ke-2 :
Dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya, "Amal yang bagaimanakah yang paling dicintai oleh Allah?" Aisyah menjawab, "Amalan yang dikerjakan secara kontinyu meskipun sedikit."
Hadist ke-3 :
Dari Alqamah ia berkata; Saya bertanya kepada Ummul mukminin Aisyah, "Wahai Ummul mukminin, bagaimanah amalan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Apakah beliau mengkhususkan suatu amalan pada hari tertentu?" Aisyah menjawab, "Tidak, amalan beliau adalah terus menerus. Dan siapa pun kalian, pasti akan mampu melakukan amalan yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mampu melakukannya."
Hadist ke-4 :
Dari Aisyah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus (dilakukan) meskipun sedikit." Al Qasim berkata; Dan Aisyah, bila ia mengerjakan suatu amalan, maka ia kan menekuninya.
Kandungan didalam hadist :
1. Kerjakanlah amalan yang mampu kalian lakukan. Mampu bukan dalam mengerjakannya tapi mampu dalam mengamalkannya tanpa membahayakan.
2. Dorongan untuk sederhana didalam beribadah
3. Menjauhkan sikap dalam memberat-beratkan
4. Hadist ini bukan khusus untuk shalat saja, tapi ini adalah universal/mencakup amalan-amalan kebajikan lainnya seperti sedekah, membaca Al-Qur'an, dst
5. Sesungguhnya Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan. Sifat bosan terhadap diri kita yang kita rasakan maka sifat yg seperti ini mustahil pada hak Allah. Allah tidak akan pernah bosan sampai kalian bosan. Allah selalu memberikan pahala, rahmat kepada kita, walaupun kita tidak menjaga hak-hak allah.
Didalam hadist ini memberitahukan kepada kesempurnaan kasih sayang Rasululah kepada kita. Kenapa? Karna nabi membimbing kita apa yang baik untuk kita. Yaitu nabi memberikan kemampuan untuk mereka untuk bisa kontinyu tanpa ada beban dan mencelakakan. Maka dalam kondisi itu orang akan senang dan jiwanya bersemangat, hatinya lapang, maka ibadahnya menjadi sempurna. Berbeda dengan orang yang mengamalkan amalan yang dia merasa beban, maka dia sedang dalam rangka meninggalkan amalannya.
Allah mencela orang yang sudah biasa melakukan amalan tersebut lalu dia tinggalkan.
Sesungguhnya amalan yang sedikit namun dikerjakan kontinyu lebih baik daripada banyak tapi terputus. Kenapa? Karna yang kontinyu berarti dia selalu melakukan ketaatan.
Contoh : dia bersedekah 10juta didalam bulan ramadhan. Dia hanya bersedekah dibulan ramadhan saja. Namun ada orang yang bersedekah 2rb tapi ia lakukan setiap hari.
Wallahu'alam
[Oleh : Buya M. Elvi Syam | Kitab Shahih Muslim | 09 Rabiul Awwal 1441 H | Masjid Al Hakim, Kota Padang]
[Oleh : Buya M. Elvi Syam | Kitab Shahih Muslim | 09 Rabiul Awwal 1441 H | Masjid Al Hakim, Kota Padang]
0 Komentar
Tinggalkan balasan