QIYAMULLAIL
Shalat tarawih merupakan shalat malam dan sangat ditekan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Siapa yang mendirikan ramadhan dengan penuh keimanan dan penuh pengharapan maka akan diampuni segala dosa-dosanya yang telah berlalu.”
Shalat malam dengan imam sampai selesai pelaksanaan tersebut juga memiliki keutamaan.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya siapa yang shalat bersama dengan imam sampai selesai pelaksanaan shalat maka allah tuliskan baginya ganjaran pahala seperti halnya mereka shalat semalam suntuk.”
Abu Salamah bin Abdurrahman, beliau pernah mengabarkan bahwa pernah bertanya kepada Aisyah bagaimana shalat malamnya Rasulullah. Kemudian dijawab oleh Aisyah
“Rasulullah tidak pernah melakukan shalat malam didalam bulan Ramadhan atau diluar Ramadhan lebih dari 11 rakaat.”
Namun, shalat malam tidak ada batasan jumlah bilangannya. Apa yang diberitakan Aisyah adalah bilangan shalat malamnya Rasulullah. Sementara kita mengetahui bahwa shalat Nabi dalam satu rakaat membaca Surah Al Baqarah. Jadi shalat beliau amat panjang.
Ibnu bau dzar, beliau mengatakan :
“Sesungguhnya shalat malam itu tidak ada batasan jumlah raka'at tertentu.”
Shalat malam adalah shalat naqilah (shalat yang di sunnah)
Sebagaimana Allah berfirman :
“Mudah-mudahan Allah mengangkat derajat mu kepada kedudukan terpuji.”
Shalat malam merupakan jalannya orang-orang shaleh terdahulu. Dan shalat malam sangat dianjurkan oleh nabi
Beliau mengatakan :
“Wahai Abdillah janganlah engkau seperti si fulan yang dahulu biasa mengerjakan shalat malam.”
Secara umum, shalat malam shalat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Maka boleh bagi siapapun yang melaksanakan baik sedikit ataupun banyak. Karna shalat tarawih merupakan juga shalat malam seperti yang disampaikan oleh Ibnu dzar yg tidak ada batasannya. Adapun yang diberitakan oleh Aisyah maka itu adalah shalat nya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Alasan kenapa shalat tidak ada batasannya.
1. Sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim :
“Shalat malam itu 2 rakaat 2 rakaat. Jika seorang kalian khawatir masuk subuh hendaknya shalat 1 rakaat sebagai shalat witir.”
Ini adalah konteks nabi menjawab pertanyaan bahwa shalat malam itu 2 rakaat 2 rakaat
Artinya kalau sekiranya ada batasannya, orang yang bertanya tadi maka nabi menjelaskan batasannya namun beliau tidak menjelaskan batasnya.
Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :
“Maka bantulah aku untuk mewujudkan cita-cita mu dengan memperbanyak sujud (shalat sunnah)”
Begitu pula Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengatakan yang diriwayatkan oleh imam Muslim :
“Sesungguhnya engkau tidak sekali-kali Sujud kepada Allah melainkan dengannya Allah angkat derajat engkau dan Allah gugurkan dosa-dosanya engkau.”
2. Disana memperbanyak jumlah bilangan shalat (ada yang 23, 20rakaat) ini dilakukan untuk dapat membantu kualitas lamanya shalat malam. Jika mengimbangi shalat nabi mungkin sangat sulit dikarenakan satu rakaat Nabi membaca surah Al Baqarah, Ali Imran dan an Nisa.
Umar Ibnu Khattab ketika melihat manusia sudah mulai lemah dalam pelaksanaan shalat malam karna terlalu panjang, maka beliau punya inisiatif untuk shalat tarawih tersebut dilakukan 2 rakaat 2 rakaat dan jumlah ditambah bilangan rakaatnya. Maksudnya : bacaannya pendek namun jumlah rakaatnya diperpanjang. Dan ini tidak menyelisihi Rasulullah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan :
“Ketika Umar bin Khattab ditugaskan menjadi imam dan shalat 20 rakaat kemudian setelah itu melakukan shalat witir sebanyak 3 rakaat.”
Timbul pertanyaan :
Mana yang lebih utama 11 rakaat atau 23 rakaat? 1 jam 11 rakaat atau 2-3jam tapi 23 rakaat.?
Yang lebih utama adalah yang lebih mendekati yang dilakukan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Ketika bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk menghidupkan malam bulan Ramadhan. Karna Allah memuji orang yang sedikit tidurnya.
Allah berfirman :
“Mereka sedikit tidurnya.”
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Sebaik-baik shalat itu adalah yang lama berdirinya.”
Oleh karena itulah, diantara para ulama ada yang mengerjakan shalat 11 rakaat namun shalatnya panjang. Ada yang 20 rakaat, 26 rakaat dengan rakaat yang lebih pendek namun berdirinya tetap panjang. Jadi apa yang dilakukan oleh Umar bin Khattab mengejar lamanya berdiri. Namun jika ada yang melakukan shalat 23 rakaat namun penyelesaian tidak lebih ½jam tentu ini tidak benar. Karna salah satu rukun shalat itu adalah mengerjakan tumaninah. Karna Rasulullah melarang seseorang melakukan shalat seperti perbuatan ayam mematuk makannya. Dan ini isyarat larangan orang yang mengerjakan shalat tergesa-gesa.
Jadi, shalat malamnya Rasulullah adalah 2 rakaat 2 rakaat dan tidak ada batasan jumlah bilangan nya. Adapun shalat nabi tidak lebih dari 11 rakaat namun shalat nya panjang.
SHALAT MALAMNYA WANITA
Secara umum shalat nya wanita lebih utama dilakukan dirumah. Kalau sekiranya kaum wanita ingin melakukan shalat berjamaah di masjid, maka tidak boleh dilarang.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Janganlah larang para wanita dari shalat rumah Allah.”
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda :
“Shalat yang engkau lakukan di masjid kaummu itu lebih baik daripada shalat di masjid ku ini.”
Hal ini bertujuan agar terjauh dari fitnah.
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjelaskan bahwa :
“Ketika wanita keluar dari rumahnya maka ia dihiasi oleh syaitan.”
Batasan-batasan wanita ketika keluar rumah :
1. Pakailah pakaian yang menutup aurat, jangan pakaian yang justru menampakkan lekuk tubuhnya.
2. Jangan memakai pakaian yang transparan.
3. Hindari memakai minyak wangi.
4. Hendaknya menjauhi kerumunan laki-laki.
Setelah melakukan shalat malam, maka shalat tersebut ditutup dengan shalat witir.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :
“Jadikanlah akhir shalat kalian itu adalah witir.” (Muttafaqun Alaihi)
Witir itu adalah ganjil. Minimal nya adalah 1 rakaat.
“shalat malam itu 2 rakaat 2 rakaat. Jika seorang kalian khawatir masuk subuh hendaknya shalat 1 rakaat sebagai shalat witir.”
Dan boleh 3 rakaat sekaligus dengan 1 tahiyat atau 2 rakaat diakhiri dengan salam lalu ditambah satu rakaat lagi.
Dalam pelaksanaan shalat witir ada hal yang perlu disunnahkan yaitu membaca doa qunut.
Al Hasan bin Ali mengatakan bahwa Rasulullah mengajarkan kepadanya doa :
اللَّهُمَّ اهْدِنِى فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِى فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِى فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِى شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
“Allahummahdiini fiiman hadait, wa’aafini fiiman ‘afait, watawallanii fiiman tawallait, wabaarik lii fiima a’thait, waqinii syarrama qadlait, fainnaka taqdhi walaa yuqdho ‘alaik, wainnahu laa yadzillu man waalait, tabaarakta rabbana wata’aalait.
(Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, dan berilah aku keselamatan di antara orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan, uruslah diriku di antara orang-orang yang telah Engkau urus, berkahilah untukku apa yang telah Engkau berikan kepadaku, lindungilah aku dari keburukan apa yang telah Engkau tetapkan, sesungguhnya Engkau Yang memutuskan dan tidak diputuskan kepadaku, sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau jaga dan Engkau tolong. Engkau Maha Suci dan Maha Tinggi).” (Hadist Riwayat Abu Daud no 1425. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan :
“Menunjukkan bahwa baca doa qunut secara terus menerus maka hal ini diperbolehkan.”
LAILATUL QADAR
Allah menjelaskan keutamaan dalam Surah Al Qadr. Karna itulah Rasulullah memotivasi umatnya untuk mencari malam lailatul qadar ini. Malam lailatul qadar itu disembunyikan oleh Allah. Kenapa? Agar orang selalu semangat mencari malam tersebut. Kalau ditentukan malamnya, maka masjid akan ramai pada waktu yang telah ditentukan itu saja.
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Di 10 hari terakhir Ramadhan beliau mengencangkan sabuknya.”
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Carilah lailatul qadar itu di sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan.”
Di 10 hari terakhir itu diharapkan pada malam ganjil. Dan berkemungkinan diharapkan pada malam 27.
Wallahu'alam
[Oleh : Buya Ahmad Daniel | Fiqih Puasa | Masjid Al Azhar | Kota Padang | 23 Sya'ban 1442 H]
0 Komentar
Tinggalkan balasan