Hadist pertama
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ
و قَالَ زُهَيْرٌ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ نَهَى أَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Amru An Naqid serta Zuhair bin Harb mereka berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhri dari Sa'id bin Musayyab dari Abu Hurairah yang riwayat ini dia sampaikan kepada Nabi ﷺ, beliau bersabda, "Janganlah orang kota memborong dagangan orang desa." Zuhair berkata, Dari Nabi ﷺ bahwa beliau melarang orang kota memborong dagangan orang desa.
Hadist kedua
و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ ابْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُتَلَقَّى الرُّكْبَانُ وَأَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ
قَالَ فَقُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا قَوْلُهُ حَاضِرٌ لِبَادٍ قَالَ لَا يَكُنْ لَهُ سِمْسَارًا
Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Abd bin Humaid keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Ibnu Thawus dari ayahnya dari Ibnu Abbas dia berkata, Rasulullah ﷺ melarang mencegat rombongan dagang (sebelum sampai ke pasar), dan orang kota memborong dagangan orang dusun." Thawus berkata, Saya bertanya kepada Ibnu Abbas, "Kenapa seseorang tidak diperbolehkan memborong dagangan orang dusun?" Dia menjawab, "Dilarang menjadi makelar."
Hadist ketiga
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ أَخْبَرَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ ح و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ دَعُوا النَّاسَ يَرْزُقْ اللَّهُ بَعْضَهُمْ مِنْ بَعْضٍ
غَيْرَ أَنَّ فِي رِوَايَةِ يَحْيَى يُرْزَقُ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi, telah mengabarkan kepada kami Abu Khaitsamah dari Abu Zubair dari Jabir. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Abu Az Zubair dari Jabir dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Janganlah orang kota memborong barang dagangan orang dusun, biarkanlah Allah memberikan rezeki kepada sebagian mereka dari sebagian yang lain." Namun dalam riwayatnya Yahya dikatakan, "Diberi rezeki." Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan 'Amru An Naqid keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Nabi ﷺ seperti hadits di atas.
Hadist keempat
و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
نُهِينَا أَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ وَإِنْ كَانَ أَخَاهُ أَوْ أَبَاهُ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Husyaim dari Yunus dari Ibnu Sirin dari Anas bin Malik, dia berkata, "Kami diperingatkan agar orang kota tidak memborong barang dagangan orang dusun walaupun ia adalah saudaranya atau ayahnya sendiri."
Hadist kelima
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ ابْنِ عَوْنٍ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَنَسٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُعَاذٌ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ مُحَمَّدٍ قَالَ قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ
نُهِينَا عَنْ أَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Adi dari Ibnu 'Aun dari Muhammad dari Anas. Dan dari jalur lain telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Mu'adz, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Aun dari Muhammad dia berkata, Anas bin Malik berkata, "Kami dilarang agar orang kota tidak menjual barang dagangan kepada orang pedalaman (Badui)."
Faedah hadist :
1. Haram hukumnya orang kota menjual kepada orang desa. Itulah pendapat Imam Syafi'i dan mayoritas ulama.
2. Sahabat - sahabat kami mengatakan bahwa maksud dari orang kota yang datang ke desa adalah seorang asing datang dari sebuah perkampungan atau dari wilayah lain dengan membawa barang yang dibutuhkan banyak orang untuk ia jual dengan harga hari itu, lalu seorang penduduk wilayah itu berkata : “Tinggalkan saja barang itu padaku untuk aku jual secara bertahap dengan harga tinggi.”
3. Sahabat-sahabat kami menuturkan jual beli ini diharamkan dengan beberapa syarat diatas dan ditambah lagi bahwa pelaku mengetahui adalamya larangan tersebut.
4. Bila ia tidak mengetahui adanya larangan atau barang yang dijual bukan kebutuhan umum, dan berkurangnya pasokan tidak berpengaruh kepada wilayah tersebut, maka jual beli itu tidak diharamkan.
5. Jika larangan ini dilanggar, dimana orang kota menjual kepada orang desa, maka jual beli tetap sah meskipun hukumnya haram. Ini adalah madzhab kami yaitu madzhab Syafi'i demikian juga yang dikatakan oleh ulama madzhab Maliki dan ulama lainnya.
6. Sebagian ulama madzhab Maliki mengatakan : jual beli tersebut mesti dibatalkan selama belum terlanjur.
7. Atha', Mujahid dan Abu Hanifah berkata : sah hukumnya jual beli orang kota dengan orang desa. Berdasarkan hadist : addinu nasehat yaitu agama itu sebuah nasehat.
8. Sebagian yang lain mengatakan makruh hukumnya orang kota jual beli dengan orang desa.
9. Dilarangnya orang kota menjual barang orang desa tujuannya yaitu biarkanlah manusia itu diberikan Rizki oleh Allah satu sama yang lainnya sehingga tidak boleh bagi kita untuk menjadi makelar, kecuali jika ia memang sudah datang ke desa lalu ia menjauh secara grosir.
Wallahu'alam
(Oleh : Buya M. Elvi Syam | Kitab Shahih Muslim | Masjid Al Hakim | Kota Padang | 16 Safar 1444 H)
0 Komentar
Tinggalkan balasan