Allah Subhana wa Ta'ala telah mengingatkan kita hari penyesalan yang akan menimpa manusia khususnya bagi para pendosa yaitu hari ketika malaikat maut mendatanginya maka diapun memohon kepada Allah Subhana wa Ta'ala dengan penuh penyesalan.
Allah Subhana wa Ta'ala sebutkan didalam Surah Al Munafiqun : 10-11
وَاَ نْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَاۤ اَخَّرْتَنِيْۤ اِلٰۤى اَجَلٍ قَرِيْبٍ ۙ فَاَ صَّدَّقَ وَاَ كُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ (10)
وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَا للّٰهُ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ (11)
"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh." Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
Kalau ada orang yang mengatakan : “Saya bisa tunda kematianku.” Ini merupakan ucapan yang berbahaya, aqidah yang sesat karna bertentangan dengan ayat diatas.
Saat dia dikuburkan, dia masih bermohon kepada Allah Subhana wa Ta'ala dengan penuh penyesalan, dia belum putus asa untuk berdoa, menjelang kematian dia meminta ditangguhkan kematiannya, namun tidak dikabulkan. Saat dikuburan, dia meminta lagi sebagaimana yang Allah Subhana wa Ta'ala sebutkan dalam Surah Al Mukminin : 99-100.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
حَتّٰۤى اِذَا جَآءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَا لَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ
"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia)," (Surah Al Mukminun : 99)
Dia selalu mendambakan untuk bisa melakukan amal shaleh, bukan untuk kesenangan dunianya. Karna dia sudah menyadari bahwa itu semua tidak bisa menolongnya menghadapi adzab Allah Subhana wa Ta'ala, tidak bisa menolongnya dikehidupan setelah kematian. Maka yang dia minta adalah untuk bisa beramal shaleh, namun Alah Subhana wa Ta'ala menegaskan :
لَعَلِّيْۤ اَعْمَلُ صَا لِحًـا فِيْمَا تَرَكْتُ ۗ كَلَّا ۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۗ وَمِنْ وَّرَآئِهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ
"agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan." Sekali-kali tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh-barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan." (Surah Al Mukminun : 100)
Artinya, orang-orang yang sudah mati itu Tidka mungkin menyeberang ke alam dunia, tidak mungkin menjadi ruh gentayangan, atau arwah penasaran. Ini adalah keyakinan yang bertentangan dengan Al-Qur'an. Kalau kita meyakini orang yang sudah wafat dan ruhnya masih bisa jalan-jalan didunia, pergi tengok keluarganya, atau bahkan pergi membalas dendam, maka itu adalah sebuah keyakinan yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan merupakan keyakinan yang bathil.
Allah Subhana wa Ta'ala berfirman :
“Dan di hadapan mereka ada barzakh-barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.”
Alam kubur disebut juga dengan alam barzakh. Karna mereka tidak bisa menyeberang ke alam dunia, mereka tidak bisa keluar dari kuburannya. Keadaan mereka hanya ada 2 : apakah mendapatkan nikmat kubur atau adzab kubur. Tidak ada yang keluar dari kubur lalu jalan-jalan ke dunia. Mereka tidak bisa keluar dari kuburannya sampai hari kebangkitan. Barulah mereka keluar dari alam kuburnya.
Penyesalan mereka masih berlanjut…
Yaitu ketika mereka melihat adzab. Allah Subhana wa Ta'ala sebutkan didalam Surah Asy Syura : 44.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ وَّلِيٍّ مِّنْۢ بَعْدِهٖ ۗ وَتَرَى الظّٰلِمِيْنَ لَمَّا رَاَ وُا الْعَذَا بَ يَقُوْلُوْنَ هَلْ اِلٰى مَرَدٍّ مِّنْ سَبِيْلٍ
"Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat azab berkata, "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?""
Penyesalan masih terus berlanjut…
Sampai mereka dibangkitkan pada hari kiamat dan mereka melihat adzab. Allah Subhana wa Ta'ala menegaskan dalam Surah Al Furqon : 27
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّا لِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا
"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, "Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama rasul."
Mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Itu yang dia sesali. Kenapa dahulu tidak mengamalkan petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Tidak ada yang menyesali kara dahulu tidak mengamalkan adat istiadat kaumnya, tidak ada yang menyesali tidak mengamalkan budaya bangsanya, tidak ada yang menyesali karna dahulu tidak mewariskan budaya nenek moyangnya. Itu semua tidak akan Allah mintai pertanggungjawaban. Namun yang Allah Subhana wa Ta'ala mintai pertanggungjawaban kelak hanyalah : “Apa yang kalian lakukan terhadap ajaran Rasul?”
Kalau kita meninggalkan ajaran Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, kalau kita menyelisihi petunjuk beliau maka kita akan menyesal dan penyesalan tidak ada lagi artinya.
Penyesalan masih terus berlanjut…
Ketika mereka masuk kedalam neraka. Allah Subhana wa Ta'ala sebutkan dalam Surah Fathir : 37
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَهُمْ يَصْطَرِخُوْنَ فِيْهَا ۚ رَبَّنَاۤ اَخْرِجْنَا نَـعْمَلْ صَا لِحًـا غَيْرَ الَّذِيْ كُـنَّا نَـعْمَلُ ۗ اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ النَّذِيْرُ ۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ
"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu." (Dikatakan kepada mereka), "Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.""
Inilah penyesalan yang sangat luar biasa.
Minimalnya empat kali Allah sebutkan :
1. Penyesalan menjelang wafat
2. Penyesalan dialam kubur
3. Penyesalan dihari kebangkitan disaat mereka melihat neraka
4. Penyesalan saat sudah berada didalam neraka.
Semua penyesalan ini disertai dengan permohonan untuk bisa kembali lagi didunia. Namun sedikitpun permohonan mereka tidak dikabulkan. Sudah cukup kesempatan telah diberikan kepada mereka.
Oleh karena itu, ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ditanya :
“Wahai Rasulullah orang mukmin mana yang paling cerdas? Maka beliau bersabda : Orang yang paling cerdas itu adalah yang paling banyak mengingat Kematian dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setalah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.”
Inilah kecerdasan yang sesungguhnya yaitu mempersiapkan masa depan yang hakiki. Masa depan setelah kematian. Masa depan dialam kubur. Masa depan setelah hari kebangkitan. Maka sudah seharusnya kita persiapkan dihari sekarang. Jangan hanya kita pikirkan masa depan kita 30 atau 40 tahun yang akan datang. Namun yang kita pikirkan persiapan yang lebih baik lagi adalah masa depan kehidupan setelah mati. Itulah orang cerdas yang sebenarnya.
Ada 5 (lima) bekal utama untuk kita persiapkan demi perjalanan panjang setelah kematian .
1. Mentauhidkan Allah dan menjauhi dosa syirik
Inilah bekal yang paling utama untuk perjalanan hidup setelah mati. Inilah jaminan keselamatan, tidak ada orang yang selamat tanpa membawa bekal ini walaupun dia membawa semua kebaikan untuk menghadap Allah. Tanpa membawa tauhid atau tidak menjauhi dosa syirik, dia tidak mungkin selamat. Kenapa? Karna orang yang tidak mentauhidkan Allah Subhana wa Ta'ala atau melakukan dosa syirik, semua amal ibadahnya akan terhapus.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَلَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Sekiranya mereka menyekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan." (Surah Al-An'am : 88)
Percuma seseorang melakukan shalat, puasa, zakat, haji, berbuat baik kepada orang lain, berbakti kepada orang tua, kalau dia berbuat dosa syirik karna dosa syirik itu menghapus semua amalan.
Dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengabarkan :
“Barangsiapa yang meninggal dunia tanpa mempersekutukan Allah tanpa sesuatu apapun, maka ia pasti masuk surga. Dan barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk neraka.”
Hadist ini menunjukkan bahwa menjaga tauhid dari noda-noda kesyirikan dan kotoran-kotoran kekafiran, itulah jaminan kita kelak dihari kiamat. Sebaliknya, orang yang berbuat dosa syirik dia tidak mungkin selamat. Namun hadist ini mengabarkan bahwa kalau dia tidak bertaubat sampai mati.
Allah Subhana wa Ta'ala menegaskan tentang bahaya dosa syirik dalam Surah An Nisa : 48
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَآءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِا للّٰهِ فَقَدِ افْتَـرٰۤى اِثْمًا عَظِيْمًا
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar."
Siapa yang mati membawa dosa syirik, tidak ada harapan untuk mendapatkan ampunan. Namun walau dia melakukan semua dosa asalkan bukan dosa kesyirikan dan kekafiran sampai mati dia tidak bertaubat, masih ada harapan untuk mendapatkan ampunan. Kalau Allah menghendaki untuk diampuni, maka dia langsung masuk surga. Kalau Allah menghendaki untuk diadzab, maka dia akan diadzab namun dia tidak kekal didalamnm neraka. Adapun orang-orang yang berbuat dosa syirik, maka dia sudah pasti masuk neraka. Kalau dia tidak bertaubat sampai mati dan kekal didalamnya untuk selama-lamanya.
Allah Subhana wa Taala berfirman dalam Surah Al Maidah : 72
اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِا للّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَـنَّةَ وَمَأْوٰٮهُ النَّا رُ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَا رٍ
“Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolongpun bagi orang-orang zalim itu."
Didalam ayat lain, Allah menegaskan
“Tidak ada bagi orang-orang yang zalim itu (berbuat dosa syirik) kawan setia dan pemberi syafaat siapapun yang diijinkan kepada mereka.”
Membersihkan diri dari segala dosa kesyirikan dan kekufuran itulah sebaik-baik bekal kita menghadap Allah Subhana wa Ta'ala. Karna menyembahnya kepada Allah dan menjauhi dosa syirik adalah hak Allah Subhana wa Ta'ala. Maka itu adalah kewajiban kita yang paling besar dan yang paling memberatkan timbangan kita kelak diakhirat.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Hak Allah atas para hamba adalah mereka beribadah hanya kepadanya dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun. Dan hak hamba atas Allah adalah Allah tidak akan mengadzab orang yang tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apapun.”
Mentauhidkan Allah Subhana wa Ta'ala dan menjauhi dosa dari kesyirikan dan kekufuran adalah sebaik-baik bekal diperjalanan kehidupan setelah mati.
Mempelajari ilmu tauhid dan mengenal kesyirikan adalah ilmu yang paling wajib dipelajari. Yang paling wajib diamalkan dan didakwahkan kepada orang lain.
Ada 10 perbuatan dosa syirik yang dapat membatalkan tauhid :
1. Termasuk dosa syirik yaitu berdoa kepada selain Allah.
Contohnya : sebagian orang yang berdoa kepada para wali yang sudah wafat. Ada lagi yang lebih parah yaitu berdoa kepada jin. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menegaskan : “Doa itu adalah ibadah.”
Sehingga ketika seseorang berdo'a kepada selain Allah maka ia telah menyembah kepada selain Allah dan itu adalah hakikat syirik. Rasulullah tidak pernah sedikitpun mengajarkan kepada umatnya untuk berdoa kepada selain Allah Subhana wa Ta'ala.
Sebagaimana Allah Subhana wa Ta'ala memerintahkan berdoa hanya kepadaNya dalam Surah Ghafir ayat 60 : “Berdoalah kepadaKu niscaya Aku mengabulkan doamu.”
2. Menyembelih untuk selain Allah
Yaitu untuk pengagungan dan pendekatan diri kepada selain Allah. Mempersembahkan sesajen dengan cara menyembelih seekor kambing atau kerbau untuk dipersembahkan kepada selain Allah. Dan ini termasuk sebuah kesyirikan karna menyembelih termasuk ibadah yang hanya boleh kita persembahkan untuk Allah yang satu saja.
Sebagaimana perintah Allah Subhana wa Ta'ala : “Maka shalatlah hanya untuk Rabbmu dan menyembelihlah hanya untukNya.”
Dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Dan Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah.”
3. Meyakini ada selain Allah yang tahu perkara ghaib.
Ini termasuk menduakan Allah karna Allah telah menegaskan dalam Surah An Naml : 65
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّا نَ يُبْعَثُوْنَ
"Katakanlah (Muhammad), "Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.""
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam tidak mengetahui perkara ghaib kecuali Allah berikan Wahyu kepada beliau sedikit saja ilmu tentang peristiwa-peristiwa masa depan.
Bagaimana kita bisa percaya ada orang yang dia sendiri bukan malaikat, bukan pula seorang nabi tapi ia mengetahui perkara ghaib?
Dalam hal ini juga terkandung bahwa termasuk kesyirikan untuk mempercayai seorang dukun.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menegaskan :
“Barangsiapa mendatangi para dukun atau tukang ramal lalu mempercayai ucapannya, maka ia telah kafir terhadap Al-Qur'an yang telah diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.”
Lalu bagaimana kalau hanya sekedar mendatangi dan bertanya namun tidak mempercayai ucapannya? Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengatakan :
“Siapa yang mendatangi tukang ramal dan bertanya sesuatu kepadanya maka tidak diterima shalatnya 40 hari 40 malam.”
Walaupun terkadang ucapan para dukun itu tentang sesuatu yang terjadi pada masa depan betul-betul terjadi, maka orang yang belajar ilmu agama justru tambah yakin inilah yang disebut dengan dukun. Karna Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah mengabarkan bahwa mereka itu mendapat berita-berita yang dicuri oleh setan-setan dari pembicara malaikat atau yang dikenal denga ghaib nisbi yaitu perkara ghaib yang diketahui oleh para malaikat (bukan ghaib mutlak yang diketahui oleh Allah saja).
Allah menyebutkan kedatangan setan-setan didalam Al-Qur'an untuk memberitahu berita yang dicuri oleh setan-setan itu dari langit.
Allah Subhana wa Ta'ala berfirman :
“Maukah kamu Aku kabarkan kepada siapa setan-setan itu turun? Setan-setan itu turun kepada setiap pendusta lagi banyak dosa. setan-setan menyampaikan kepada mereka berita yang mereka curi dari pembicaraan para malaikat dan kebanyakan dari mereka pendusta.”
Allah sifati para dukun itu dengan dua sifat yaitu pendusta lagi banyak dosa. Makanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sampai mengatakan :
“Hukuman bagi tukang sihir, para dukun adalah dipenggal kepalanya oleh pedang.”
Namun hukuman ini hanya boleh diterapkan oleh pemerintah (bukan masyarakat atau individu). Orang yang tidak belajar ilmu agama, dukun atau tukang sihir lebih mereka percayai. Terbukti mereka mencium tangan pada dukun dengan bolak-balik. Padahal hukumannya dalam Islam adalah hukuman mati. Karna dia adalah orang musyrik, murtad dan menyebabkan orang lain murtad. Orang yang mempercayainya maka batal keislamannya dan ia telah terjerumus kedalam dosa syirik.
4. Meyakini ada selain Allah yang menguasai atau mengatur alam semesta.
Seperti keyakinan sebagian orang dipantau tertentu, digunung tertentu bahwa disitu ada penunggu/makhluk yang menguasai tempat tersebut. Ini merupakan keyakinan syirik. Karna yang menguasai segala sesuatu hanyalah Allah. Apalagi kalau mereka meyakini makhluk itu Maha Mampu menunaikan hajat mereka. Dan ini syirik yang lainnya. Merekapun takut kepada makhluk tersebut karna keyakinan makhluk itu adalah Maha Mampu melimpah marabahaya kepada mereka. Itupun syirik yang lain. Sampai akhirnya mereka menghinakan diri mereka sendiri dihadapan makhluk tersebut dengan membawa sesajen, berdoa memohon kepada makhluk tersebut. Maka syirik disini berlapis-lapis dikarenakan kebodohan manusia.
5. Mempercayai jimat-jimat, benda-benda bahwa benda tersebut bisa memberi manfaat atau mencegah kemudharatan.
Apakah itu sebuah cincin, kalung, gelang, keris ataupun foto orang shalih yang diyakini kalau ditempelkan dirumah makan bisa melariskan dagangan atau ditempelkan dirumah bisa menjaga rumah. Ini semua termasuk syirik. Ini semua keyakinan terhadap jimat-jimat atau benda-benda yang diyakini bisa mendatangi manfaat atau menolak mudharat. Dan ini semua termasuk kebodohan. Bagaimana bisa kita yang berakal meyakini benda-benda tersebut bisa melindungi dan memberi manfaat kepada kita. Seharusnya orang yang beriman yakinnya hanya kepada Allah Subhana wa Ta'ala yang Maha Kuasa.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menegaskan :
“Barangsiapa menggunakan jimat-jimat yang diyakini bisa memberikan manfaat, maka dia telah berbuat syirik. Dan Allah tidak akan memberikan pertolongan kepadaNya.”
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Barangsiapa yang bergantung hatinya kepada sesuatu (benda-benda apapun) maka Allah akan biarkan dia dan Allah tidak akan memberikan pertolongan.”
Sebaliknya orang yang hatinya hanya bergantung kepada Allah dan tidak bergantung kepada apapun atau siapapun selain Allah, pasti Allah akan menolongnya.
Sebagaimana Allah Subhana wa Ta'ala tegaskan dalam Surah At Talaq : 3.
وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗ
“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
Dimasa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam beliau memerintahkan semua benda-benda yang dipercayai yang bisa menjadi sebab kemanfaatan atau menolak kemudharatan, untuk dilepaskan. Apakah yang ada didalam diri seseorang atau dikendaraannya, atau dirumahnya, maka semua itu disingkirkan karna itu semua adalah tradisi jahiliah.
6. Mempercayai ada hari baik atau hari sial.
Ada hari keberuntungan dan hari keburukan. Atau ada angka-angka seperti angka 13 atau angka 4 sebagai angka sial. Dan sebaliknya, angka 10 sebagia angkat keberuntungan. Atau ada waktu tertentu, seperti bulan Muharram dimana menikah pada bulan tersebut maka ditimpa kesialan. Atau posisi rumah menghadap ke arah tertentu, maka rejekinya tidak lancar. Kalau mengharap kearah yang lain maka bisa membaca rejeki. Maka ini semua adalah kesyirikan dan juga termasuk kebodohan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Thiyarah (takut sial) itu syirik 2x. Barangsiapa yang dihalangi oleh takut sial untuk melakukan hajatnya maka dia telah berbuat syirik.”
Sesungguhnya penyebab kita tertimpa kesialan disebabkan hanya satu dan tidak ada yang lain, yaitu dosa-dosa kita. Solusinya adalah bertaubat kepada Allah Subhana wa Ta'ala.
Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu mengatakan :
“Tidaklah kami kecuali terhinggapi rasa takut sial namun Allah menghilangkannya dengan tawakal.”
7. Termasuk kekafiran yang dapat membatalkan tauhid adalah tidak menganggap kafir orang kafir.
Ini termasuk pembatal tauhid kita. Kita lagi bukan seorang muslim kalau orang yang disebut sebagai orang kafir oleh Allah dan Rasul-Nya namun kita tidak menganggap sebagai orang kafir. Maka batal tauhid kita, hilang tauhid kita. Karna itu berarti mendustakan Al-Qur'an.
Dimana Al-Qur'an mengatakan :
“Sesungguhnya orang-orang kafir (ahlul kitab dan Nasrani) dan orang-orang musyrik (orang yang menyembah selain Allah).”
Kalau ada orang muslim mengatakan bahwa orang Yahudi itu bukan kafir, Nasrani bukan kafir, berarti dia mendustakan ayat ini. Dan ulama Islam sepakat bahwa mendustakan satu huruf Al-Qur'an membatalkan keislaman bagaimana lagi kalau ia dustakan satu ayat atau dua ayat atau lebih.
Begitu pula Allah tegaskan dalam ayat lainnya :
“Tempat mereka dineraka jahanam, mereka kekal didalamnya, mereka itulah seburuk-buruk makhluk.”
Kalau ada orang yang mengaku muslim mengatakan : “Ada diantara mereka yang masuk surga.” Maka berarti ia mendustakan ayat ini. Dimana Allah mengatakan : “Tempat mereka semuanya dineraka jahanam.” Lalu kita mengatakan : “Kalau mereka berbuat baik, bisa saja mereka masuk surga.” Nauzubillah. Padahal kebaikan-kebaikan merekapun terhapus disebabkan dosa kekafiran yang mereka lakukan.
Allah Subhanahu w a Ta'ala berfirman :
وَمَا مَنَعَهُمْ اَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقٰتُهُمْ اِلَّاۤ اَنَّهُمْ كَفَرُوْا بِا للّٰهِ وَبِرَسُوْلِهٖ وَلَا يَأْتُوْنَ الصَّلٰوةَ اِلَّا وَهُمْ كُسَا لٰى وَلَا يُنْفِقُوْنَ اِلَّا وَهُمْ كٰرِهُوْنَ
"Dan yang menghalang-halangi infak mereka untuk diterima adalah karena mereka kafir (ingkar) kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak melaksanakan sholat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menginfakkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (terpaksa)." (Surah At-Taubah : 54)
8. Menolak salah satu ajaran syariat.
Seperti seseorang yang mengatakan :
“Ada ajaran Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam atau ajaran Islam yang sudah tidak relevan dan hanya cocok dijaman dahulu.”
Maka orang seperti ini tauhidnya batal.
Atau dia mengatakan :
“Hanya cocok di Arab. Didaerah kami tidak cocok. Karna hal ini bertentangan dengan kearifan lokal, bertentangan dengan adat istiadat.”
Maka, dia bukan lagi seorang muslim. Allah ingatkan didalam Surah An Nisa : 65
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُوْنَ حَتّٰى يُحَكِّمُوْكَ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوْا فِيْۤ اَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
"Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya."
Semua hukum yang ada di daerah kita selama tidak bertentangan dengan syari'at Rasullullah, maka tidak masalah. Tapi kalau sudah bertentangan dengan ajaran beliau, maka jangan ragu untuk tinggalkan kalau kita tidak mau menyesal kelak diakhirat.
Imam besar ahlussunah wal jama'ah yaitu Imam Syafi'i rahimahullah berpesan :
“Kalau kalian mendapati ucapanku bertentangan dengan ucapan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam maka lempar ucapanku dibalik tembok karna itu tidak bernilai.”
Beliau juga berpesan :
“Kalau kalian temukan didalam buku yang aku tulis bertentangan dengan petunjuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam maka ikuti petunjuk beliau dan tinggalkan ucapanku.”
Beliau juga pernah berkata :
“Setiap orang yang berbicara tanpa dasar Al-Qur'an dan ahlussunah maka itu ucapan yang tidak bernilai.”
Oleh karena itu, jadikan ini sebagai prinsip seorang muslim bahwa ajaran siapapun kalau bertentangan dengan ajaran Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam maka itu salah, tidak mungkin dia yang benar lalu Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang salah.
9. Membenci salah satu ajaran syariat.
Sebagaimana Allah Subhana wa Ta'ala ingatkan dalam Surah Muhammad ayat 9
Allah Subhanahu w a Ta'ala berfirman :
ذٰلِكَ بِاَ نَّهُمْ كَرِهُوْا مَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاَ حْبَطَ اَعْمَا لَهُمْ
"Yang demikian itu karena mereka membenci apa (Al-Qur'an) yang diturunkan Allah, maka Allah menghapus segala amal mereka."
Walaupun ada sebagian Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam belum kita amalkan karna lemahnya iman kita, tapi tidak boleh satupun ajaran beliau yang kita benci.
10. Mengolok-olok ajaran agama. Atau menghina Allah dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Sebagaimana Allah Subhana wa Ta'ala ingatkan dalam Surah At Taubah : 65-66
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
وَلَئِنْ سَاَ لْتَهُمْ لَيَـقُوْلُنَّ اِنَّمَا كُنَّا نَخُوْضُ وَنَلْعَبُ ۗ قُلْ اَبِا للّٰهِ وَاٰ يٰتِهٖ وَرَسُوْلِهٖ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِءُوْنَ (65)
لَا تَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَا نِكُمْ ۗ (66)
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah, "Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman.”
Orang yang mengolok-olok ajaran syariat walaupun hanya main-main apalagi serius, dan bermaksud merendahkan maka itu membatalkan tauhidnya sehingga dia tidak akan selamat dari adzab Allah dalam kehidupan setelah mati.
2. Meneladani Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Berusaha dalam semua sisi kehidupan mencontoh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Ini termasuk sebaik-baikmya bekal untuk menghadap Allah Subhana wa Ta'ala. Karna meneladani Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah sebab Allah mencintai, merahmati dan mengampuni dosa-dosa kita.
Sebagaimana Allah Subhana wa Ta'ala kabarkan didalam Surah Ali Imran ayat 31 :
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَا تَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Kalau ingin menggapai cinta dan ampunan Allah, jadikan Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai teladan dalam semua sisi kehidupan. Belum ada amalan beliau Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang tertolak.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Barangsiapa yang mengerjakan satu amalan yang tidak ada padanya petunjuk dari kami maka amalan tersebut tertolak.”
Jangan kita mengatakan : “Kita buktikan saja di hari kiamat.” ketahuilah bahwa ini adalah ucapan Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
Allah Subhana wa Taala berfirman :
“Tidaklah ajaran yang ia sampaikan kepada kalian bukan berasal dari hawa nafsunya melainkan Wahyu yang diwahyukan kepadanya.”
3. Menjaga shalat lima waktu
Karna shalat termasuk penentu baik buruknya amalan kita.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Amalan seorang hamba yang pertama diadili kelak dihari kiamat adalah shalat. Kalau shalatnya baik, maka semua amalannya ikut menjadi baik. Kalau shalatnya rusak, maka semua amalannya akan ikut menjadi rusak.”
Kenapa kalau shalat seseorang itu rusak semua amalannya ikut menjadi baik? Karna ketahuilah shalat merupakan ibadah yang sekaligus sebesar-besarnya pintu hidayah. Artinya, kalau kita betul-betul menjaga shalat maka Allah terus menerus menambah hidayah kepada kita. Sehingga kita pun mudah melakukan kebaikan-kebaikan yang lainnya dan terhindar dari dosa-dosa.
Sebagaimana firman Allah Subhana wa Ta'ala :
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
Lalu kenapa masih ada orang yang rajin shalat tapi rajin juga berbuat dosa? Maka yakinlah pasti shalatnya tidak beres, tidak benar, walaupun dia kelihatan shalat tapi tidak bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar maka dalam shalatnya masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu ada 5 hal yang harus kita perhatikan untuk memperbaiki shalat kita :
1. Niat yang ikhlas, jangan ada sedikitpun dihari kita rasa ingin dipuji oleh orang lain (riya')
2. Perhatikan cara shalat kita. Hendaknya kita selalu berusaha mencontoh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagaimana pesan beliau : “Shalatlah kamu sebagaimana aku shalat.”
3. Waktu shalat diperhatikan. Tidak boleh menunda-nunda waktu shalat tanpa ada alasan yang dibenarkan syariat.
4. Perhatikan kekhusyukan. Walaupun ini berat, namun kita harus berusaha. Diantara faktor terbesar yang membantu kita untuk khusyuk adalah kita pahami apa yang kita baca dan hadirkan hati kita saat membacanya. Jangan biarkan hati kita memikirkan yang lain.
5. Bagi kaum laki-laki, perhatikan shalat berjamaah dimasjid. Sedangkan bagi wanita, boleh shalat ke masjid tapi lebih Afdhal adalah dirumah.
4. Bersedekah terutama membantu orang-orang yang kesusahan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah mengabarkan kepada kita :
“Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan orang beriman didunia maka Allah akan melepaskan kesusahannya dihari kiamat. Dan barangsiapa memudahkan orang yang mempunyai hutang (yang kesulitan membayar hutang) maka Allah akan mudahkan hidupnya didunia dan akhirat.”
Maksud dari memudahkan orang membayar hutang, bisa jadi : kita tanggung semua hutangnya atau kita bantu sebagian. Atau jika dia berhutang kepada kita, kita anggap saja sedekah kepada dia (tidak perlu membayar) atau minimalnya kita beri waktu tangguh untuk membayarnya. Tapi kalau kita sedekahkan semuanya maka itu lebih Afdhal kalau dia benar-benar kesulitan membayar hutang.
Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengatakan :
“Orang yang membantu membayar orang yang kesulitan membayar hutang maka Allah akan mudahkan hidupnya didunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya didunia dan akhirat.”
Maka hadist ini bermakna, orang yang suka membongkar aib sesama muslim maka Allah akan membongkar aibnya didunia dan akhirat.
Lanjutan hadistnya :
“Dan Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut masih menolong saudaranya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda :
“Setiap orang akan berada didalam naungan sedekahnya sendiri dihari kiamat.”
Bersedekah tidak harus menjadi orang kaya terlebih dahulu. Berapapun sedekah yang bisakita sedekahkan, mungkin itu yang menyelematkan kita dari api neraka. Yang terpenting adalah keikhlasannya bukan jumlahnya. Jumlah besar, itu bagus. Tapi yang lebih penting adalah keikhlasannya.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengingatkan kita :
“Bentengi dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sedekah sepotong kurma.”
Jangan berkecil hati untuk bersedekah walaupun sedikit. Berikan kepada orang-orang fakir, berikan pula untuk masjid, dll.
5. Berakhlak mulia.
Sebab Rasullullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Tidak ada satu amalan yang lebih memberatkan timbangan kebaikan kelak dihari kiamat daripada akhlak mulia.”
Sampai Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda :
“Sesungguhnya orang mukmin itu dengan akhlak mulianya dia bisa menyaingi atau sampai derajat orang yang yang rajin Puasa Sunnah dan Shalat sunnah.”
Sebaliknya, akhlak yang buruk menjadikan seseorang terancam masuk neraka walaupun dia adalah ahli ibadah.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang seorang wanita yang rajin shalat tahajud, puasa sunnah dan rajin bersedekah tapi lisannya suka menyakiti tetangganya. Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengatakan : “Tempatnya dineraka.”
Lalu apa yang dimaksud dengan akhlak yang mulia? Akhlak mulia adalah keseluruhan akhlak Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Allah Subhana wa Taala berfirman :
“Sesungguhnya wahai engkau Muhamad berada diantas akhlak yang agung.”
Ulama mengatakan bahwa pondasi akhlak mulia itu ada 4 :
1. Mencegah diri kita jangan menyakiti orang lain baik dengan lisan maupun dengan tindakan-tindakan kita,
2. Berbuat baik kepada orang lain, apakah dengan harta, kemampuan tubuh, dengan jabatan atau dengan ilmu yang dimiliki dan kita ajarkan kepada orang lain,
3. Bersabar menghadapi orang yang menyakiti kita. Ini adalah akhlak yang mulia tapi tidak mudah kecuali orang yang Allah mudahkan,
4. Berwajah ramah tatkala berjumpa dengan saudara-saudara kita. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : “Jangan kalian anggap remeh satu kebaikan sedikit pun walau hanya dengan berwajah cerah ketika menyambut saudaramu.”
Wallahu'alam
(Oleh : Buya Sofyan Chalid bin Idham Ruray | Apa Bekalmu? | Masjid Babussalam Lubang Japang | Kota Sawahlunto | 20 Safar 1444 H)
0 Komentar
Tinggalkan balasan