Begitu banyak dalil-dalil yang berhubungan dengan keutamaan menuntut ilmu, salah satunya adalah :
“Sesungguhnya orang berilmu makhluk-makhluk Allah yang ada dilangit dan dibumi memohon ampun kepada Allah.” (Hadist Riwayat Abu Dawud & Tarmidzi)
Muadz bin Jabal berkata mengenai hadist tersebut :
“Para malaikat ingin bersahabat dengan orang-orang yang menuntut ilmu, mengusap mereka dengan sayap-sayapnya, semua yang basah dan kering memohon ampun kepada orang yang menuntut ilmu.”
Ibadah yang terbaik adalah ibadah yang dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Manusia terbaik yang pantas kita berbuat baik kepadanya adalah orangtua, baru manusia lain manusia lain, dan seterusnya
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِۦ شَيْئًا ۖ وَبِالْوٰلِدَيْنِ إِحْسٰنًا وَبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِينِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنۢبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمٰنُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri," (Surah An-Nisa' : 36)
Jika semua makhluk Allah dilangit dan dibumi memohon ampun kepada kita yang menuntut ilmu apakah dosa kita diampuni? Jawabannya adalah diampuni.
Adab-adab dalam menuntut ilmu (dipersingkat dikarenakan waktu) :
10. Bersungguh-sungguh menjaga waktu dan tidak menyia-nyiakan nya
Waktu lebih berharga dari emas karna waktu adalah kehidupan. Karna ia tidak akan mampu mengganti waktu yang telah berlalu. Sementara waktu tidak akan menanti (waktu terus berjalan). Maka barangsiapa yang melalaikan waktu-waktunya niscaya menderita berkepanjangan. Sebagai mana orang yang sakit terus menerus tersiksa.
Hadist dari Ibnu abbas, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Ada 2 nikmat dimana manusia tertipu akan 2 hal nikmat ini, yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang.” (Hadist Riwayat Bukhari)
Seorang muslim yang mendapatkan 2 nikmat ini hendaknya ia menunaikan hak nya dengan bersyukur kepada allah. Namun apabila ia melalaikan 2 nikmat ini maka ia tertipu dan rugi besar.
Sebagian salaf berkata :
“Apabila datang kepadaku suatu hari dimana hari itu aku tidak menambah ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah, maka tidak diberkahi bagiku dengan diterbitnya matahari.”
Imam nawawi ketika berkata tentang adab-adab penuntut ilmu :
“Hendaknya seorang penuntut ilmu bersungguh-sungguh belajar dan tekun diwaktu-waktunya baik dimalam atapun siang, mukim atau safar, jangan ia habiskan waktu sedikitpun diluar kepentingan umum kecuali untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lain.
11. Tercelanya menunda-nunda
Diantara sebab terbuang waktu secara sia-sia adalah menunda-nunda dan menangguhkan amalan hingga esok hari sementara ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi esok hari. Bisa jadi ia punya kesibukan sehingga tidak bisa mengerjakan amalan tersebut.
Para ulama mengatakan bahwa menunda-nunda menganggapnya sebagai penyakit yang membinasakan.
Buya Amir As Soronji mengatakan :
"Banyak ikhwan yang sebelum nikah begitu semangat menuntut ilmu, duduk dishaf paling terdepan. Setelah menikah, tidak ada lagi menuntut ilmu. Harusnya sesudah menikah kita lebih giat lagi menuntut ilmu. Kenapa? Sebelum menikah, kita haya mempertanggungjawabkan diri kita sendiri, sementara setelah menikah kita mempertanggungjawabkan istri dan anak-anak."
Wallahu'alam
Buya Amir As Soronji mengatakan :
"Banyak ikhwan yang sebelum nikah begitu semangat menuntut ilmu, duduk dishaf paling terdepan. Setelah menikah, tidak ada lagi menuntut ilmu. Harusnya sesudah menikah kita lebih giat lagi menuntut ilmu. Kenapa? Sebelum menikah, kita haya mempertanggungjawabkan diri kita sendiri, sementara setelah menikah kita mempertanggungjawabkan istri dan anak-anak."
Wallahu'alam
[ Oleh : Buya Amir As Soronji | Adab-adab Dalam Menuntut Ilmu | 15 Jumadil Awwal 1441 | Masjid Nurul Ikhlas, Kota Padang]
0 Komentar
Tinggalkan balasan