Nikmat Allah terbagi menjadi 2 :
1. Mutlaqoh (mutlak) : sesuatu yang Allah berikan kepada kita dan kita mendapatkan sesuatu tersebut maka itu adalah nikmat tanpa ada catatan tambahan. Contoh : nikmat islam, nikmat iman, nikmat memahami ilmu agama.
2. Muqoyyadah : sesuatu yang Allah berikan kepada kita dan kita mendapatkannnya maka sesuatu itu baru menjadi nikmat setelah kita menggunakannya dalam kebaikan. Contoh harta kekayaan, kesehatan, waktu. Nikmat ini bisa menjadi azab jika kita menggunakannya untuk keburukan.
Nikmat yang paling agung diantara kedua tersebut adalah nikmat Mutlaqoh.
Jika seseorang melakukan kemaksiatan gara-gara nikmat muqoyyadah yang menjadikan ia sombong maka ia tercela. Namun lebih tercela lagi jika ia diberi nikmat Mutlaqoh namun ia melakukan kemaksiatan.
Setiap kata ilmu jika disebutkan tanpa embel-embel berikutnya maka itu adalah ilmu syar'i.
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Menuntut ilmu wajib setiap muslim.”
Maka ilmu yg dimaksud disini adalah ilmu syar'i
Adapun hadist : Tuntutlah ilmu sampai ke negri Cina adalah hadistnya palsu.
Menuntut ilmu syar'i adalah sesuatu yang mulia.
Ibnu Qoyyim mengatakan :
“Sesunguhnya suatu yang paling ringan yang bisa didapatkan dari jiwa dan digapai dari hati dan diambil dari seseorang maka sesuatu yang berharga itu adalah ilmu dan iman.”
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
“Allah mengangkat beriman diantara kalian dan berilmu diantara kalian beberapa derajat.”
Ilmu dan iman adalah sesuatu yg membuat seorang terangkat derajatnya. Orang yang belajar ilmu syar'i harus mengamalkannya.
Adapun orang yang belajar ilmu syar'i dan mengamalkannya lebih baik daripada dia melakukan amalan ibadah namun tidak mendalami ilmu syar'i tersebut.
Ulama mengatakan :
“Sesungguhnya seseorang yg memiliki ilmu syari maka ia diangkat derajatnya dan dimuliakan.”
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
“Katakanlah wahai Muhammad apakah sama orang gang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?”
Kenapa bisa berbeda? Karna :
1. Meningkatnya kualitas ibadah seseorang
2. Terbebasnya ia dari syubhat
Didalam ayat tersebut, ini menunjukkan kemuliaan dari ilmu syar'i.
Jika ada Imam lupa tasyahud awal, apa yang harus makmum lakukan? Yang ia lakukan adalah mengikuti imam.
Jika Imam lupa tasyahud akhir dan ia mengerjakan rakaat kelima, apa yang harus makmum lakukan? Yang ia lakukan adalah makmum menunggu raka'at kelima Imam dan ia tetap melakukan tasyahud akhir. Lalu mengikuti tasyahud akhir sampai salam Imam. Karna jika kita melakukan gerakan raka'at kelima Imam maka shalat kita tidak sah.
Tanda orang baik yang diberikan oleh orang muslim adalah Allah memberikan pemahaman ilmu agama yang lurus.
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Permisalan ilmu yg allah berikan kepada nabi Muhammad seperti permisalan hujan yang jatuh ketanah. Maka diantara tanah itu ada tanah yang subur dan menumbuhkan pepohonan dan tanaman" yang subur.”
Makna hadist ini adalah manusia ketika mendapatkan ilmu syar'i dan mengamalkan ilmu tersebut maka ia memberikan manfaat kepada orang lain.
Dakwah itu tidak harus menjadi da'i. Menebarkan potongan-potongan hadist/artikel maka ia bisa menyebarkan dakwah. Berdakwah sesuai dengan kadar masing-masing.
Tahapan orang yang menimba ilmu syar'i :
1. Tadarruj : secara sistematis dimulai dari matan yang tipis hingga ke kitab yang tebal.
2. Munazamah : belajar dengan guru langsung/sendiri.
Menuntut ilmu diawali dengan :
1. Belajar bahasa arab
Ada 2 metode dalam belajar bahasa arab :
a. Hilyar (percakapan)
b. Belajar kitab gundul
Jika 2 hal itu metode dalam belajarnya, maka kita pilih metode yang kedua jika kita ingin menuntut ilmu syar'i.
2. Mempelajari matan aqidah, tauhid
Nabi Shallallahu ''Alaihi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya kemuliaan orang yang berilmu dan orang yang rajin ibadah, seperti bulan purnama diantara bintang-bintang yang bercahaya.”
Ada 13 adab yang harus dipahami dalam menuntut ilmu :
1. Ikhlas.
Dia harus mengikhlaskan ilmu syar'inya hanya untuk Allah. Menuntut ilmu syar'i merupakan ibadah, maka kita harus melakukan ibadah secara ikhlas.
Contoh niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu syar'i :
a. Mencari Ridho Allah
b. Ingin melihat wajah Allah
c. Ingin mengharapkan pahala Allah
d. Ingin mengharapkan surga Allah
e. Ingin mengangkat kebodohan dirinya, orang lain dan masyarakat
f. Untuk menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Contoh niat yang tidak ikhlas dalam menuntut ilmu syar'i :
a. Untuk mencari ketenaran
b. Untuk mencari kekayaan
c. Untuk mencari poluaritas
d. Untuk supaya wajah orang-orang berpaling darinya.
Cara menghadapi niat yang tidak ikhlas adalah jangan berhenti dari amalan tersebut tapi perangi niat tersebut.
Yang diharapkan oleh syaithan dari niat yang tidak ikhlas
a. Jatuh kedalam riya' atau sum'ah
b. Berhenti dari perbuatan tersebut
Diantara definisi ikhlas menurut ulama :
“Ikhlas adalah senantiasa fokus kepada Allah dan melupakan pandangan makhluk.”
2. Mengamalkan ilmu dan menjauhi dari kemaksiatan
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
“Perkara besar bagi Allah adalah jika kalian berkata yang tidak sesuai. Apakah kalian memerintahkan dalam kebaikan sementara melalaikan diri kalian.”
Maka wajib menuntut ilmu untuk mengamalkannya dan tidak boleh menjadikan sebagai wawasan.
Allah mengaitkan memahami ilmu dengan takwa. Takwa adalah mengamalkan ilmu yang ia ketahui
Tidak harus terkenal untuk mendapatkan pahala dunia dan kemuliaan di akhirat.
Kemaksiatan yang paling besar adalah kesyirikan dan kekufuran. Seperti ulama suu'. Ia tahu ilmunya tapi ia melakukan kesyirikan dan kekufuran.
3. Tawadhu
Yaitu rendah hati. Penuntut ilmu harus tawadhu dan tidak boleh sombong karna ilmu yang ia miliki
Diantara tanda kesombongan yang dikatakan ulama adalah mengajarkan ilmu syar'i kemudian dia ingin pamer, ingin mendapatkan pujian.
4. Menghormati, memuliakan ulama dan majelis ilmu.
Memuliakan ulama sama seperti memuliakan ilmu itu sendiri.
Jika guru itu masih muda dari kita selama ia mengajarkan kitab maka ia adalah guru kita.
Diantara memuliakan guru :
a. Tidak berbicara keras atau lancang
b. Ketika bertanya kepada guru namun mengharapkan jawabannya secara cepat/mendesak
c. Jika selepas kajian tidak menanyakan lagi pertanyaan kepada guru setela itu kecuali pertanyaan itu masalah pribadi.
d. Tidak boleh membenturkan suatu pendapat yang memang pendapat tersebut masih ijtihadiyah lalu ditanyakan kepada guru.
e. Tidak boleh mendebat dengan guru, fanatik terhadap guru. Memuliakan guru tidak harus membenarkan kekeliruan nya.
f. Tidak boleh membeda-bedakan antara ustadz terkenal dengan ustadz tidak terkenal.
5. Bersabar ketika menuntut ilmu syar'i
Kenapa? Karna menuntut ilmu syar'i itu sangat berat karna ia dituntut untuk menghafal
Sabar itu ada 3 :
a. Sabar ketika melakukan ketaatan
b. Sabar ketika menjauhi kemaksiatan
c. Sabar terhadap musibah yang terjadi pada diri kita.
6. Berlomba-lomba dalam menuntut ilmu syar'i
Ia harus bersegera dan tidak boleh menunda-menundanya.
Para ulama berlomba-lomba mengadakan kajian bukan dalam rangka riya namun berlomba-lomba menebarkan ilmu.
Buya Andy Octavian Latief mengatakan :
"Cara menghadapi niat yang tidak ikhlas adalah jangan berhenti dari amalan tersebut tapi perangi niat tersebut."
Buya Andy Octavian Latief mengatakan :
"Cara menghadapi niat yang tidak ikhlas adalah jangan berhenti dari amalan tersebut tapi perangi niat tersebut."
Wallahu'alam
[Oleh : Buya Andi Octavian Latief | Adab-Adab Dalam Menuntut Ilmu | 15 Jumadil Awwal 1441 H | Masjid Nurul Ikhlas, Kota Padang]
0 Komentar
Tinggalkan balasan