Dengan pergantian angka tersebut tidaklah ada artinya. Hanya tambahan bilangan. Kalau kita mengukur standar umur kita, itu bukanlah bertambah, karna sesungguhnya umur berkurang. Tiadalah arti perjalanan tersebut kecuali bagi mereka yang melakukan kebaikan.
Manusia yang terbaik adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Adapun orang yang berumur diberi kesempatan hidup oleh Allah namun tidak ada kebaikan didalamnya maka tidaklah ada artinya.
Kendati tidak ada amal pergantian tahun tidak ada syariatnya. Tidak ada anjuran untuk melakukan hal itu. Jangankan pergantian tahun masehi, pergantian tahun hijriah saja tidak ada memperingati akan hal itu.
Tidaklah aku menyesali suatu hari dimana matahari terbit disebelah barat, umur ku berkurang tapi amal tidak bertambah.
Maka standar penilaian Allah adalah keberkahan umur bukan panjangnya umur. Kalau panjangnya umur tanpa ada keberkahan maka itu akan membawa kesengsaraan.
Dengan pergantian tahun, hendaklah kita senantiasa mengisi hidup kita dengan lembaran kebaikan. Maka keberkahan sangat dibutuhkan. bukan panjangnya umur.
Bagaimana hidup ini menjadi berkah/bermakna?
Berkah diambil dari kata al barakatin (البركة) atau berokah (بركة), para ulama menjelaskan berkah secara syariat : kebaikan yang melimpah ruah dan kebaikan tersebut selalu ada pada orang yang dimiliki.
Ungkapan seorang tabarruk adalah orang yang mencari keberkahan. Keberkahan itu sesungguhnya datang dari Allah.
Akan tetapi Allah menjadikan/memberikan kepada hambaNya dan menjelaskan sebab-sebab yang datangnya keberkahan dan ini adalah sunnatullah.
Rasulullah juga menjelaskan sebab-sebab yang mendatangkan kebaikan dalam menjalankan hidup ini :
1. Sumber keberkahan yang pertama adalah iman yang disertai dengan amal yang sholeh.
Maka sesungguhnya kebaikan yang didapatkan seorang hamba didunia dan akhirat, sumbernya adalah keimanan. Karna dengan keimanan tersebut seperti batang pohon yang rindang.
Iman tanpa dilandasi amal sholeh tidaklah ada artinya.
2. Selalu memperhatikan Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah kitab keberkahan.
Bila hidup ini ingin berkah, maka Allah menurunkan kitab keberkahan untuk kita.
Orang-orang yang dimuliakan Allah tatkala Allah menisbatkan diriNya kepada Allah maka kemuliaan yang ia dapatkan.
Sungguh sangat merugi orang-orang yang meninggalkan Al-Qur'an. Sementara Al-Qur'an diturunkan oleh Allah dimana didalamnya terdapat kebaikan.
Perhatian seseorang kepada Al-Qur'an pertanda cinta tulus kepada Al-Qur'an.
Maka pertanda cinta hamba kepada Sang Pencipta, dia selalu memperhatikan Kalamullah.
Ibnu Qoyyim menjelaskan Ada 5 bentuk seseorang meninggalkan Al-Qur'an :
Ibnu Qoyyim menjelaskan Ada 5 bentuk seseorang meninggalkan Al-Qur'an :
1. Tidak pernah mendengarkan Al-Qur'an
2. Orang yang tidak mentadabburi Al-Qur'an
3. Tidak mengamalkan isi kandungan Al-Qur'an, tidak mengamalkan perintah dan meninggalkan larangan didalam Al-Qur'an.
4. Tidak berhukum kepada Al-Qur'an. Tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai hakim didalam suatu perkara.
5. Tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai obat penyakit.
Bukti cinta hamba kepada Allah adalah bagaimana sikapnya kepada Al-Qur'an.
Bukti cinta hamba kepada Allah adalah bagaimana sikapnya kepada Al-Qur'an.
3. Bersungguh-sungguh untuk mempelajari sunnah nabi dan mengamalkannya dalam hidup.
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan.”
Niat yang keliru adalah semangat didalam belajar, menghafal beberapa hadist namun tidak mengamalkannya.
Niat yang keliru adalah semangat didalam belajar, menghafal beberapa hadist namun tidak mengamalkannya.
Menuntut ilmu bukan untuk menghakimi orang lain, bukan men-tes orang lain/guru, bukan semakin kurang ajar, bukan semakin jelek akhlaknya dan kaku dalam bermuamalah. Tapi semakin berlapang dada didalam suatu perkara termasuk perkara yang kecil.
Menuntut ilmu bukan semakin sombong tapi semakin takut kepada Allah.
4. Senantiasa memperbanyak dzikir kepada Allah.
Orang yang mendapatkan ampunan dan pahala yang banyak adalah orang yang banyak berdzikir.
Perumpamaan orang yang berdzikir adalah orang yang hidup dan orang yang mati.
Nabi Shallallahu 'Alaihu wa Sallam bersabda :
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung).”
Orang yang banyak berdzikir akan jauh dari kelalaian. Orang yang lalai akan jauh dari berdzikir.
5. Menjaga waktu dan menggunakannya pada hal-hal yang bermanfaat.
Apa itu waktu? Waktu adalah hidupmu, umurmu. Jika itu disia-siakan maka kebaikan akan hilang.
Ada 2 nikmat manusia tertipu :
1. Sehat
2. Waktu luang
Membuang-buang waktu lebih buruk daripada kematian. Karna kematian memutuskan seseorang dari dunia. Tapi menyia-nyiakan waktu akan memutuskan seseorang dari Allah dan negri akhirat.
Membuang-buang waktu lebih buruk daripada kematian. Karna kematian memutuskan seseorang dari dunia. Tapi menyia-nyiakan waktu akan memutuskan seseorang dari Allah dan negri akhirat.
6. Hendaklah perbanyak istighfar dan bertaubat kepada Allah.
Dosa sebab utama mendatangkan petaka terutama menyebabkan hati menjadi mati.
Buya M. Nur Ihsan mengatakan :
"Standar penilaian Allah adalah keberkahan umur bukan panjangnya umur. Kalau panjangnya umur tanpa ada keberkahan maka itu akan membawa kesengsaraan."
Buya M. Nur Ihsan mengatakan :
"Standar penilaian Allah adalah keberkahan umur bukan panjangnya umur. Kalau panjangnya umur tanpa ada keberkahan maka itu akan membawa kesengsaraan."
Wallahu'alam
[Oleh : Buya M. Nur Ihsan | Kiat Meraih Keberkahan Dalam Hidup | 05 Jumadil Awwal 1441 H | Masjid Al Hakim, Kota Padang]
0 Komentar
Tinggalkan balasan