Ayat pertama
Didalam Surah Al 'araf : 191-192
Allah berfirman :
أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ - وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلَآ أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُون
“Mengapa mereka mempersekutukan (Allah dengan) sesuatu (berhala) yang tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun? Padahal (berhala) itu sendiri diciptakan. Dan (berhala) itu tidak dapat memberikan pertolongan kepada penyembahnya, dan kepada dirinya sendiri pun mereka tidak dapat memberi pertolongan.”
Orang yang mentauhidkan Allah dalam rububiyah dia harus mentauhid allah juga dalam uluhiyyah.
Argumentasi nya adalah Allah yang berhak untuk di ibadati karna Allah yang menciptakan, selain Allah tidak berhak untuk di ibadati karna ia tidak bisa menciptakan. Argumentasi ini adalah argumentasi setiap manusia fitrah, jiwa yang masih lurus dia masih bisa berfirkir dan juga dalil sebagai realita.
Dalam surah ini Allah mengingkari akan ibadati mereka terhadap makhluk yang mana makhluk tersebut tidak bisa diciptakan sedikitpun sementara mereka adalah makhluk yang diciptakan, dari yang ada menjadi ada. Mereka tidak mampu menolong orang-orang yang mengibadati mereka malahan mereka sendiri tidak mampu menolong dirinya ketikaa ada yang semena-mena terhadap dirinya sendiri.
Faidah :
1. Penjelasan akan kejahilan orang-orang musyrikin.
2. Pembuktian lemahnya orang-orang yang diibadati selain Allah dan membuktikan bahwa mereka itu tidak pantas untuk diibadati. Hal ini dibuktikan dengan dalil aqli (logika).
Hubungan ayat dengan bab bahwa ayat ini menafikan manfaat setiap yang diibadati selain allah. Maka ini menunjukkan akan kebathilan akan peribadatan mereka. Maka masuk kedalam ini adalah setiap orang yang berharap dan mendatangi serta beribadah selain allah (baik kuburan, bebatuan, pepohonan) bahwa itu semua tidak ada manfaatnya sama sekali.
Hubung ayat dengan tauhid, dimana ayat menunjukkan bahwa mengibadati selain Allah/mendatangi selain Allah untuk mendapatkan manfaat dan menolak bahaya adalah syirik.
Ayat kedua
Dalam Surat Fatir : 13-14
Allah berfirman :
... ۚ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِۦ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ -
إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَآءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ ۖ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ ۚ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
“... Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruanmu, dan sekiranya mereka mendengar, mereka juga tidak memperkenankan permintaanmu. Dan pada hari Kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh (Allah) Yang Maha Mengetahui.”
Faedah :
1. Bahwa patung-patung atau apa yang mereka ibadati, mereka tidak bisa memliki manfaat dan mudhorot terhadap hambanya baik didunia maupun diakhirat.
Salah satu cerita khurafat adalah ketika anak meng-copy paste bapaknya, maka anaknya dijual ke bakonyo walau hanya seribu. Hal ini diyakini untuk menghilangkan celaka terhadap si anak.
2. Syirik sebab pertikaian dan permusuhan antara pengibadat dengan yang diibadati.
3. Ilmu hendaklah diambil dari sumbernya. Firman allah : Tak ada yang bisa memberi tahukanmu melebihi Allah
Ayat ini menunjukkan akan tidak adanya manfaat dan kemampuan selain yang diibadati selain Allah.
Hubungan ayat dengan tauhid bahwasanya ayat ini menunjukkan akan bahwa berdoa selain Allah adalah syirik.
Hadist pertama
Dari anas bin malik, Rasulullah bersabda :
“Di Perang Uhud, gigi antara gigi depan dengan gigi taring Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pecah dan wajah beliau terluka. Darah pun keluar di wajah beliau, kemudian beliau mengusap darah sambil berkata, 'Bagaimana kaum bisa bahagia, kalau mereka melukai wajah Nabi mereka, padahal ia mengajak mereka kepada Tuhan mereka.' Tentang hal tersebut, Allah Ta'ala menurunkan firman-Nya : "Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengadzab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang zhalim." (Surah Ali lmran : 128).
Faidah :
1. Para nabi berlaku pada mereka apa yang berlaku kepada manusia yang lainnya seperti sakit, ditimpa musibah dll. Ini menunjukkan bahwa ilmu kebal itu adalah ilmu bathil. Kalau seandainya ilmu kebal itu memang ada dan dibolehkan dalam agama islam tentu nabi sudah kebal. Sementara nabi waktu perang uhud beliau memakai baju perang, dan kepalanya ditutupi besi juga untuk melindungi dari panah atau tombak.
2. Para nabi tidak memiliki sesuatu, tidak berkuasa atas sesuatu kecuali sebatas apa yang diberikan oleh Allah. Kalau nabi tidak berkuasa sama sekali, lalu bagaimana orang dibawah para nabi. Maka sangat mustahil keberkahan itu didapatkan selain daripada dibawah nabi. Seperti orang yang datang kekuburan untuk meminta Keberkahan
3. Tidak ada yang mengetahui akhir dari perbuatan, amalan kecuali hanya Allah
4. Bahwa taubat menghapus dosa yang sebelumnya.
5. Bahwasanya kedzholiman adalah penyebab datangnya/mendapatkan adzab baik itu syirik atau yang lainnya.
Hubungan dengan bab dimana ayat menunjukkan para nabi bahwa manusia yang paling baik namun mereka tidak memiliki manfaat dan mudhorot.
Hubungan dengan tauhid dimana dalil ini menunjukkan bahwa mendatangkan manfaat dan menolak mudhorot merupakan perbuatan-perbuatan yang khusus dengan Allah.
Hadist kedua
Hadist Ibnu umar, beliau mengatakan :
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ إِذَا دَخَلَ فِى الصَّلاَةِ كَبَّرَ ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَإِذَا رَكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ ، وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ ، وَإِذَا قَامَ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ رَفَعَ يَدَيْهِ ورَفَعَ ذلكَ ابنُ عُمَر إلى نبيِّ اللهِ – صلى الله عليه وسلم -.
“Sesungguhnya Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma biasanya jika hendak memulai shalatnya beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya. Jika hendak ruku’ juga mengangkat kedua tangannya. Jika beliau mengucapkan, ”Sami’allâhu liman hamidah” juga mengangkat kedua tangannya. Jika berdiri dari rakaat kedua juga mengangkat kedua tangannya. Ibnu Umar Radhiyallahu anhu memarfu’kannya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (Hadist Riwayat Bukhari Muslim).
Mendengar Rasulullah bahwa Rasulullah mengangkat kepala dari i'tidal dari rakaat subuh terakhir. Ya Allah laknatlah fulan dan fulan setelah beliau mendengar sami' allahu hamidah mereka mengangkat kepalanya.
Abdullah bin umar menceritakan kepada kita bahwa nabi bangkit dari shalat subuh setelah mengucapkan sami'allahu liman hamidah. Beliau melaknat sebagian tokoh-tokoh musyirikan dan terkadang beliau sebut nama-nama mereka.
Faidah :
1. Salah satu penerimaan zakat adalah orang yang didekati hatinya (muallaf) baik yang sudah masuk islam tetapi perlu ada pengokohan imannya atau orang yang diajak masuk islam (kafir).
2. Orang muallaf ini diberikan zakat walaupun dia orang kaya raya. Diberikan uang bukan gara-gara kayanya tapi gara-gara menaklukan hatinya.
3. Tidak ada ketentuan batas berapa seharusnya diberikan jumlah zakat kepada orang hang menerima.
4. Memberikan hadiah akan melunakkan hati, menimbulkan rasa kasih sayang.
Faidah :
1. Iman digabungkan dengan amalan. Jika imam mengucapkan sami'allahu liman hamidah, maka makmum cukup membaca rabbana walakal hamd
2. Disyariatkan qunut dishalat subuh untuk kebutuhan. Maksud qunut disini adalah qunut nazilah
3. Bahwasanya Al-Qur'an itu diturunkan. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an bukan makhluk.
4. Penjelasan nabi tidak memiliki manfaat dam mudhorot dan juga tidak mengetahui yang ghaib.
Hubungan dengan bab, dimana ayat ini menunjukkan bahwa para nabi adalah orang yang paling baik namun mereka tidak memiliki manfaat dam mudhorot.
Hadist ketiga
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :
قَامَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – حِينَ أَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ( وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ ) قَالَ « يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ – أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا – اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ ، لاَ أُغْنِى عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، يَا بَنِى عَبْدِ مَنَافٍ لاَ أُغْنِى عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، يَا عَبَّاسُ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ لاَ أُغْنِى عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، وَيَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ لاَ أُغْنِى عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ، وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِى مَا شِئْتِ مِنْ مَالِى لاَ أُغْنِى عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri ketika turun ayat, ” Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (Surah Asy Syu’ara : 214). Lalu beliau berkata, “Wahai orang Quraisy -atau kalimat semacam itu-, selamatkanlah diri kalian sesungguhnya aku tidak dapat menolong kalian sedikit pun dari Allah. Wahai Bani ‘Abdi Manaf, sesungguhnya aku tidak dapat menolong kalian sedikit pun dari Allah. Wahai ‘Abbas bin ‘Abdul Muthollib, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah. Wahai Shofiyah bibi Rasulullah, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah. Wahai Fatimah puteri Muhammad, mintalah padaku apa yang engkau mau dari hartaku, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah.” (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).
Faidah :
1. Al-Qur'an diturunkan menunjukkan bahwa Al-Qur'an bukan makhluk
2. Tidak ada yang bermanfaat bagi manusia kecuali amalan yang sholeh.
3. Bathilnya menyandarkan diri kepada nasab didalam menolak adzab tanpa kepada amalan.
4. Orang yang berhak dengan Rasulullah adalah orang yang taat, bukan karib kerabatnya seperti Abu Lahab. Abu Lahab orang yang paling dekat dengan nabi namun ia divonis masuk neraka.
5. Boleh memohon kepada rasul apa yang ia inginkan selama ia hidup.
Wallahu'alam
Wallahu'alam
[Oleh : Buya M. Elvi Syam | Kitab Jadid Fiy Kitabit Tauhid | 09 Jumadil Awwal 1441 H | Masjid Al Hakim, Kota Padang]
0 Komentar
Tinggalkan balasan