Bab : Menjelaskan 2 (Dua) Khutbah Sebelum Shalat Dan Adanya Duduk Pada 2 (Dua) Khutbah Itu.
Hadist pertama
و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ الْقَوَارِيرِيُّ وَأَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ جَمِيعًا عَنْ خَالِدٍ قَالَ أَبُو كَامِلٍ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَائِمًا ثُمَّ يَجْلِسُ ثُمَّ يَقُومُ قَالَ كَمَا يَفْعَلُونَ الْيَوْمَ
Dan telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar Al Qawariri dan Abu Kamil Al Jahdari semuanya dari Khalid - Abu Kamil berkata- telah menceritakan kepada kami Khalid bin Harits telah menceritakan kepada kami Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu Umar ia berkata; "Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada hari Jum'at dengan berdiri kemudian beliau duduk dan berdiri lagi." Ibnu Umar berkata; "Persis seperti yang dilakukan orang-orang pada hari ini."
Hadist kedua
و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَحَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ كَانَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُطْبَتَانِ يَجْلِسُ بَيْنَهُمَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيُذَكِّرُ النَّاسَ
Dan Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Hasan bin Rabi' dan Abu Bakar bin Abu Syaibah -Yahya berkata- telah mengabarkan kepada kami -sementara dua orang yang lain berkata- telah menceritakan kepada kami Abul Ahwash dari Simak dari Jabir bin Samurah ia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan khutbah Jum'at dua kali, di mana beliau duduk di antara keduanya. Dalam khutbahnya beliau membaca Al Qur`an dan memberi peringatan kepada jama'ah."
Hadist ketiga
و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ عَنْ سِمَاكٍ قَالَ أَنْبَأَنِي جَابِرُ بْنُ سَمُرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْطُبُ قَائِمًا ثُمَّ يَجْلِسُ ثُمَّ يَقُومُ فَيَخْطُبُ قَائِمًا فَمَنْ نَبَّأَكَ أَنَّهُ كَانَ يَخْطُبُ جَالِسًا فَقَدْ كَذَبَ فَقَدْ وَاللَّهِ صَلَّيْتُ مَعَهُ أَكْثَرَ مِنْ أَلْفَيْ صَلَاةٍ
Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Abu Khaitsamah dari Simak ia berkata, ia telah memberitakan kepadaku Jabir bin Samurah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah sambil berdiri. Kemudian beliau duduk, setelah itu beliau berdiri kembali dan menyampaikan khutbah kedua. Maka barangsiapa yang memberitakan kepadamu bahwa beliau berkhutbah sambil duduk, sesungguhnya ia telah berkata dusta. Demi Allah, saya telah shalat bersama beliau lebih dari duaribu kali."
Imam Nawawi menjelaskan bahwa ini adalah bukti untuk madzhab Syafi'i dan kebanyakan ulama bahwa :
1. Khutbah hari jumat tidak sah bagi orang yg mampu berdiri kecuali harus berdiri dalam 2 Khutbah.
2. Tidak sah sampai dia duduk diantara 2 khutbah.
3. Jumat itu tidak sah kecuali dengan khutbah
Kebanyakan ulama berpandangan bahwa mensyaratkan 2 khutbah untuk keabsahan shalat Jum'at.
Ulama seperti hasan basri dan yang lainnya Shalat junat tetao sah walaupun tidak ada khutbah
Ibnu umar menceriakan ijma nya ulama bahwanya khutbah tidaklah ada kecuali harus berdiri bagi orang yang berdiri.
Abu Hanifa mengatakan sah walaupun dia duduk. Berdiri itu tidaklah wajib. Imam malik mengatakan Khutbah dalam keadaan berdiri adalah wajib. Kalau dia tinggalkan sungguh dia telah berbuat jelek. Namun Shalat jumat nya tetap sah.
Abu Hanifa, imam malik dan jumhur ulama mengatakan duduk antara 2 khutbah merupakan sunnat bukan wajib dan bukan pula syarat.
Madzhab Syafi'i dan jumhur ulama mengatakan bahwa duduk antara 2 Khutbah adalah fardhu. Bahwasanya dia adalah syarat keabsahan khutbah.
Dalil imam syafii adalah
Bahwa duduk antara 2 khutbah sudah terbukti dari nabi.
Disyaratkan dalam khutbah itu menyampaikan pesan dan juga membaca Al-Qur'an didalamnya.
Imam Syafi'i mengatakan tidak sah 2 khutbah kecuali harus ada memuji Allah pada keduanya. Maka wajib membaca 1 ayat alquran disalah satu khutbah tersebut, menurut pendapat yang terkuat. Wajib berdoa untuk kaum muslimin pada khutbah kedua.
Imam malik, abu Hanifa dan jumhur mengatakan cukup khutbah itu apa yang dinamakan khutbah yaitu membaca Alhamdulillah, bershalawat, lalu berdoa, maka ini adalah pendapat yang lemah. Karna Khutbah itu adalah nasehat
Wallahu'alam
Wallahu'alam
[Oleh : Buya M. Elvi Syam | Kitab Shahih Muslim | Masjid Al Hakim, Kota Padang]
0 Komentar
Tinggalkan balasan