Subscribe Us

header ads

Bersungguh - Sungguh Pada Sepuluh Terakhir Ramadhan Dibulan Ramadhan

BAB : BERSUNGGUH-SUNGGUH PADA SEPULUH HARI TERAKHIR DIBULAN RAMADHAN

Hadist pertama

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي يَعْفُورٍ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ صُبَيْحٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali dan Ibnu Abu Umar semuanya dari Ibnu Uyainah - Ishaq berkata- telah mengabarkan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Abu Ya'fur dari Muslim bin Shubaih dari Masruq dari Aisyah radhiallahu'anha, ia berkata; Ketika Rasulullah ﷺ memasuki sepuluh terakhir (Ramadan), maka beliau menghidupkan malam-malamnya (dengan qiyamullail) dan membangunkan keluarganya serta mengencangkan ikatan kainnya (menjauhi istrinya untuk lebih konsentrasi beribadah)."

Hadist kedua

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ كِلَاهُمَا عَنْ عَبْدِ الْوَاحِدِ بْنِ زِيَادٍ قَالَ قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ عَنْ الْحَسَنِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ إِبْرَاهِيمَ يَقُولُ سَمِعْتُ الْأَسْوَدَ بْنَ يَزِيدَ يَقُولُ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Abu Kamil Al Jahdari keduanya dari Abdul Wahid bin Ziyad - Qutaibah berkata- Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid dari Al Hasan bin Ubaidullah ia berkata, saya mendengar Ibrahim berkata; saya mendengar Al Aswad bin Yazid berkata, Aisyah berkata, "Pada sepuluh terakhir bulan Ramadan Rasulullah ﷺ lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya."

FAEDAH HADIST

1. Berbeda pendapat ulama didalam makna mengencangkan sarung. Yaitu bersungguh-sungguh didalam ibadah melebihi kebiasaan beliau pada hari lain.

2. Ungkapan mengencangkan ikatan kain, artinya :

a. Aku sinsingkan lengan dan aku fokuskan dalam beribadah

b. Ada yang mengatakan maknanya hanya ungkapan yang menunjukkan menjauhi istri (tidak berhubungan badan) karena kesibukan dengan ibadah

3. Dianjurkan untuk menambah ibadah-ibadah pada sepuluh hari terakhir. Maksud menambah adalah melebihi dibandingkan pada hari biasanya. Seperti membaca Al-Quran diperbanyak, sedekah diperbanyak.

4. Anjuran untuk menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah. Adapun perkataan sebagian ulama Syafi'i bahwa makruh hukumnya menghidupkan malam semuanya (tidak tidur). Maknanya adalah kalau terus menerus untuk beribadah tanpa tidur, maka ini tidak boleh.

BAB :
PUASA SEPULUH HARI DIBULAN DZULHIJJAH

Maksud puasa sepuluh hari dibulan Dzulhijjah adalah bukan hari ke sepuluh nya, tapi maksudnya adalah 10 hari bagian pertama.

Hadist pertama

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَإِسْحَقُ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا وَقَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَائِمًا فِي الْعَشْرِ قَطُّ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Abu Kuraib dan Ishaq -Ishaq berkata- telah mengabarkan kepada kami -sementara dua orang yang lain berkata- Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Ibrahim dari Al Aswad, dari 'Aisyah, ia berkata, "Aku sama sekali belum pernah melihat Rasulullah ﷺ berpuasa pada sepuluh hari (di awal Zulhijah)."

Hadist kedua

و حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَصُمْ الْعَشْرَ

Dan telah menceritakan kepadaku Abu Bakr bin Nafi' Al Abdi telah menceritakan kepada kami Abdurrahman telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al A'masy dari Ibrahim dari Al Aswad dari Aisyah radhiallahu'anha, bahwa Nabi ﷺ Rasulullah ﷺ tidak pernah berpuasa pada sepuluh hari pertama dari bulan Zulhijah.

FAEDAH HADIST

1. Ulama mengatakan hadist ini diantara yang bisa dipahami bahwa makruh nya puasa sepuluh hari dibulan Dzulhijjah.

2. Maksud dari Aisyah adalah 9 hari diawal bulan Dzulhijjah. 

3. Ini adalah diantara hadist yang ditakwilkan maka tidak ada kemakruhan dalam mengerjakan puasa di 9 hari ini.

4. Malahan sangat dianjurkan apalagi hari kesembilannya yaitu hari Arafah.

5. Telah terdahulu hadist-hadist kesembilan Dzulhijjah (hari Arafah).

6. Terdapat didalam hadist Bukhari : Tidak ada hari-hari dimana amal sholeh pada hari itu lebih afdhal daripada hari-hari ini (9 Dzulhijjah). Maka ditafsirkan hadist Aisyah ini adalah bahwa nabi belumDzulhijjah pernah puasa 10 hari, dan nabi tidak mengerjakan nya disebabkannua faktor penghalang seperti sakit, safari atau yang lain, atau ia tidak melihat Nabi berpuasa. Karena Aisyah tidak melihatnya maka tidaklah mesti Nabi mengerjakan nya.

Wallahu'alam

[Oleh : Buya M. Elvi Syam | Kitab : Shahih Muslim | 06 Jumadil Akhir 1442 H | Masjid Al Hakim, Nanggalo, Kota Padang]

Posting Komentar

0 Komentar