Subscribe Us

header ads

Hakikat Tawakal

Oleh : Buya Ahmad Daniel

Bab : Tawakal

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

 فَمَنْ كَا نَ يَرْجُوْا لِقَآءَ رَبِّهٖ فَلْيَـعْمَلْ عَمَلًا صَا لِحًـاوَّلَايُشْرِكْ بِعِبَا دَةِ رَبِّهٖۤ اَحَدًا

“Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (Surah Al-Kahf : 110)

Ini adalah dalil bahwa roja' adalah ibadah. Karna Allah menjelaskan akan hal tersebut. Allah memotivasi kaum muslimin untuk mengharapkan perjumpaan dengan Allah. Ini menunjukkan bahwa perkara yang dicintai dan diridhoi oleh Allah. Dan segala perbuatan yang dicintai oleh Allah maka hal itu adalah ibadah.

Dan Allah memerintahkan kita untuk bergantung kepada Allah. Sebagaimana Allah menyebutkan :

“Kenapa kalian tidak berharap kepada Allah.”

Ini merupakan celaan yang mengandung perintah. Karna suatu perbuatan meninggalkan hal tersebut merupakan tercela. 

Dan Allah juga mencela mereka yang tidak bergantung kepada Allah. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَآءَنَا وَرَضُوْا بِا لْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَا طْمَاَ نُّوْا بِهَا وَا لَّذِيْنَ هُمْ عَنْ اٰيٰتِنَا غٰفِلُوْنَ 

"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan (kehidupan) itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami," (Surah Yunus : 7)

اُولٰٓئِكَ مَأْوٰٮهُمُ النَّا رُ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ

"mereka itu tempatnya di neraka karena apa yang telah mereka lakukan." (Surah Yunus : 8)

Ini menunjukkan bahwa roja' merupakan ibadah. 

Roja' ada yang jatuh kepada kesyirikan dan ada yang bukan merupakan kesyirikan. 

Roja' (mengharapkan) kepada makhluk dalam hal-hal yang dalam batas kemampuan makhluk tersebut tidaklah termasuk kedalam kesyirikan.

Contoh :
a. Bagaimana Nabi Musa agar Nabi Khidir mengizinkannya untuk dapat mengikuti perjalanan beliau.

b. Orang yang membutuhkan pinjaman uang kepada orang yang kita dapat memberikan pinjaman

Adapun roja' yang mengandung kesyirikan adalah berharap kepada makhluk dalam hal-hal diluar batas kemampuan nya. 

Contoh :
a. Berharap dihapuskan dosanya
b. Dijauhkan darinya segala macam mudharat

Syaikhul islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa :

“Roja' semestinya seseorang bergantung kepada Allah dan tidak bergantung kepada makhluk, kekuatan dirinya dan kekuatan amalannya. Sesungguhnya menggantungkan harapan kepada selain Allah merupakan kesyirikan. Walaupun Allah telah menjadikan sebab namun ketahuilah sebab itu tidak berdiri sendiri, ia dapat memberikan manfaat atas ijin Allah.”

Inilah hakikat tawakal yaitu melakukan sebab kemudian menggantungkan hasilnya kepada Allah.
 
Berharap kepada selain Allah akan menjadikan hatinya tergantung kepada makhluk tersebut, dan pada akhirnya seseorang itu menjadi hamba/budak selain Allah sesuai dengan kadarnya, yang seberapa besar ketergantungan dia kepada selain Allah. Semakin besar kadar ketergantungannya maka akan semakin tinggi pulalah kehinaan yang ia rasakan. 

Syaikhul islam Ibnu Taimiyah mengatakan :

“Selama seorang hamba menggantung kan harapan dan tawakalnya kepada selain Allah melainkan dia akan mendapatkan kekecewaan dari sisi itu. Dan tidaklah seseorang minta pertolongan kepada selain Allah maka ia akan dihinakan.”

Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan :

“Mereka menjadikan selain Allah Tuhan-tuhan untuk menolong mereka.”

Mereka yang berharap kepada selain Allah dan agar ditolong, maka ia tidak akan ditolong. Justru makhluk yang disembah selain Allah itu nantinya mereka akan mengingkari peribadatan yang disepakati diantara mereka. Dan mereka akan menjadi lawan diantara mereka. 

Ibnu Qoyyim mengatakan :

“Setiap yang takut kepada selain Allah maka Allah akan memuasakan dia atasnya, sebagaimana siapa yang mencintai selain Allah bersamaan dengannya dia akan diazab dengannya. Dan siapa yang berharap kepada selain Allah dia akan dihinakan dari sisi itu. Ini semua adalah perkara-perkara yang pembuktiannya sudah cukup sebagai dalil.”

Seorang hamba berkewajiban mengantungkan harapannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

TAWAKAL

Tawakal adalah ibadah. 

Hakikat dari tawakal adalah kesungguhan kita dalam menyerahkan dan bersandar kepada Allah dalam segala urusan. Dan menunjukkan kelemahan kita bahwa kita tidak memiliki kekuatan dan berserah diri kepada Allah. 

Rasulullah Shallallahu ‘Allahi wa Sallam bersabda :

ﻫُﻢْ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﺎ ﻳَﺘَﻄَﻴَّﺮُﻭﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺴْﺘَﺮْﻗُﻮﻥَ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻜْﺘَﻮُﻭﻥَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ

“Mereka itu tidak melakukan thiyarah (beranggapan sial), tidak meminta untuk diruqyah, dan tidak menggunakan kay (pengobatan dengan besi panas), dan hanya kepada Rabb merekalah, mereka bertawakkal.” (Hadist Riwayat Bukhari) 

1. Tidak minta di ruqiyah.

Tapi ruqiyah kan diperbolehkan. Ketahuilah, bahwa ruqiyah ini bisa dilakukan siapa saja. Berbeda dengan pengobatan medis karna tidak semua dapat dilakukan. Semakin tinggi iman seseorang maka semakin tinggi pulalah tawakalnya kepada Allah. Lalu bagaimana dengan tidak rendahnya iman seseorang sehingga ia berharap kepada makhluk?  Karna ruqiyah dapat dilakukan siapa saja. Ketika seseorang datang untuk meruqiyah, maka ia berharap kepada ruqiyah itu sendiri. Maka disini ada harapan/ketergantungan kepada selain Allah maka mengurangi roja' seseorang. Maka tidak dianjurkan untuk diminta ruqiyah. 

2. Pengobatan dengan kay.

Karna pengobatan ini dapat meninggalkan bekas. Karna itu tidak dianjurkan. 

3. Tidak memiliki keyakinan thiyarah (tathoyyur).
 
4. Mereka yang bertawakal kepada Allah

Ibnu Qoyyim mengatakan :

“Tawakal adalah separuh agama, dan separuh lainnya adalah inabah (kembali kepada Allah). Agama adalah isti’anah (memohon pertolongan kepada Allah) dan ibadah. Tawakkal adalah isti’anah, sedangkan inabah adalah ibadah. Bahkan tawakkal adalah ibadah yang murni dan tauhid yang murni pula, jika orang yang bertawakkal tersebut melaksanakan tawakkal itu dengan sebenarnya.”

Kedudukan tawakal itu sebelum inabah. Kenapa? Seseorang tidak mungkin bertawakal kepada Allah kecuali ia beribadah. 

Dan tawakal merupakan washilah dan sebab untuk mendapatkan kecintaan kepada Allah. Karna Allah menyebutkan :

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang senantiasa bertawakal.”

Dan tawakal merupakan bukti atas benar keislaman seseorang. Sebagaimana Allah menyebutkan bahwa nabi Musa berkata kepada kaumnya :

“Dan nabi Musa berkata : wahai kaumku. Jikalau sekiranya kalian beriman kepada Allah maka bertawakal lah kepadanya jika sekiranya kalau termasuk golongan muslimin (berserah diri kepada Allah).”

Ibnu Qoyyim menjelaskan hakikat tawakal :

“Hakikat tawakal adalah bersandarnya hati semata-mata hanya kepada Allah. Sehingga jika ada orang yang melakukan sebab tapi hatinya kosong dari rasa bersandarnya kepada Allah maka hal tersebut tidaklah bermanfaat baginya walaupun lisannya mengatakan : tawakaltu alallah.”

Padahal hakikat tawakal itu adalah hati, bukan sebatas lisan saja. 

Ibnu Qoyyim mengatakan :

“Siapa yang mengingkari adanya sebab maka tidak benarlah tawakalnya. Akan tetapi justru diantara kesempurnaan tawakal itu adalah ketika seseorang tidak bergantung kepada sebab dan memutus hubungan hatinya dengan sebab tersebut. Sehingga hatinya semata-mata bergantung kepada allah, tidak kepada sebab-sebab tadi.”

Wallahu'alam

Kajian Kitab Ushul Tsalatsah
08 Syawal 1442 H
Mushalla Al Mukhlisin, Kota Padang

Posting Komentar

0 Komentar