1. Hukum shalat gerhana adalah sunnah muakkadah (ditekankan). Malahan nabi menyuruh dengan memanggil assholatu jamiaaa.
2. Disyariatkan secara shalat berjamaah (salah satu shalat sunnah yang dianjurkan berjamaah sebagaimana shalat ied dan shalat istisqa). Ada yang bertanya ; bolehkah shalat dikerjakan sendirian. Beliau menjawab : Wallahu'alam. Mungkin boleh. Tapi saya kurang tahu.
TATA CARA SHALAT GERHANA
Dilakukan dengan 2 rakaat (4 rukuk, 4 sujud)
CARANYA :
1. Bertakbir takbiratul ihram,
2. Membaca doa iftitah dan bertaawudz,
3. Membaca Surah Al-Fatihah,
4. Membaca bacaan yang panjang. Dalam hadist Ibnu Abbas dikatakan bahwa membaca surah Al Baqarah,
5. Ruku' seperti ruku' biasa namun sedikit dipanjangkan/dilamakan,
6. Berdiri dari rukuk (i'tidal),
7. Setelah i'tidal kemudian angkat tangan lagi (bersedekap),
8. Kembali imam membaca Surah Al-Fatihah,
9. Kemudian membaca bacaan yang panjang namun tidak sepanjang bacaan sebelumnya.
10. Kemudian ruku' namun lamanya tidak seperti ruku' sebelumnya,
11. Kemudian I'tidal,
12. Selanjutnya sujud (lamanya seperti lamanya ruku'), duduk antara dua sujud, lalu sujud kembali.
13. Kemudian berdiri ke raka'at kedua. Dia lakukan seperti raka'at pertama. Namun lamanya tidak selama pada raka'at pertama. Kemudian salam.
Catatan :
a. Jika kita shalat, namun bulan sudah dalam keadaan terang benderang, maka shalat dipercepat.
b. Kalau kita shalat namun keadaan masih gelap, maka dilakukan dengan berdoa dan khutbah. Khutbah tentang kekuasaan Allah bahwasanya gerhana itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Wallahu'alam
[Oleh : Buya M. Elvi Syam | Gerhana Matahari | 14 Syawal 1442 H | Masjid Al Hakim, Kota Padang]
0 Komentar
Tinggalkan balasan