Subscribe Us

header ads

Telaga Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ لَيُرْفَعَنَّ إِلَيَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لِأُنَاوِلَهُمْ اخْتُلِجُوا دُونِي ، فَأَقُولُ : أَيْ رَبِّ أَصْحَابِي يَقُولُ : لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ 

“Saya menunggu kalian di telaga, beberapa orang dari kalian akan didekatkan kepadaku, hingga hampir saja saya mengulurkan (air telaga tersebut) seraya mereka dijauhkan dariku, maka aku berkata : “Wahai Tuhanku, sahabat-sahabatku, Dia (Allah) berfirman : “Kamu Tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu”. (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)

Hadits Sahl bin Sa’d radhiallahu anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :

إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ، مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا، وَلَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ، فَأَقُولُ: إِنَّهُمْ مِنِّي. فَيُقَالُ: إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ. فَأَقُولُ: سُحْقًا، سُحْقًا لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي

“Sesungguhnya aku akan mendahului kalian di telaga itu. Barang siapa melewatiku, dia akan minum di telaga itu, dan barang siapa berhasil minum darinya, niscaya dia tidak akan merasa haus selamanya. Sungguh, beberapa kaum akan berusaha melewatiku. Aku mengenal mereka dan mereka mengenaliku. Kemudian dipisahkan antara aku dan mereka. Aku katakan : “Sesungguhnya mereka dari golonganku!” Dikatakan kepadaku : “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu!” Aku katakan : “Amat jauh (telagaku) bagi orang yang mengubah (agamaku) sepeninggalku’.” (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)

Salah satu hal yang wajib kita imani, diantaranya terkait perkara telaganya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dimana siapa yang meminum darinya maka setelah dia minum dia tidak akan pernah lagi merasakan kehausan. Telaga ini adalah bagi umat nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bagi mereka yang beriman kepada Allah. 

Hadist dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah mengatakan :

“...maka aku berkata : “Wahai Tuhanku, sahabat-sahabatku, Dia (Allah) berfirman : “Kamu Tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu”.

Hadist yang menjelaskan tentang telaga Rasulullah ini merupakan hadist yang mutawatir. Yang diriwayatkan lebih dari 50 orang sahabat. 

Al Hafiz Ibnu Hajar mengatakan :

“Kebanyakan dari sahabat tersebut hadist-hadist iyu mengandung tambahan yang tidak terdapat didalam hadist yang satunya seperti Abu Hurairah, Anas, Ibnu Abbas, Abdullah bin Amr dimana sebagian hadist mereka menjelaskan sifat telaga secara mutlak. Dan sebagian lagi menjelaskan terkait dengan sifat telaga tersebut. Sebagian lagi menjelaskan siapa yang dapat meminumnya. Dan sebagian lagi siapa yang terhalang dari telaga tersebut. Adapun total jalan dari hadist ini ada 19 jalan.

Dan telah sampai kepadaku bahwa sebagian ulama Mutatakhirin bahwa hadist yang menjelaskan tentang telaga Rasulullah ini periwayatannya sampai 80 orang sahabat yang meriwayatkan.”

Dimana Sifat telaga Rasulullah, dijelaskan oleh Rasulullah :

مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ اللَّبَنِ، وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنَ المِسْكِ 

Airnya lebih putih dari susu dan baunya lebih harum dari (minyak wangi) misk (kesturi).” (Hadist Riwayat Bukhari) 

Dalam hadits lain beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya,

Dan (rasanya) lebih manis dari madu.” (Hadist Riwayat Muslim) 

Hal yang dijelaskan dari telaga ini adalah airnya dialirkan dari Al Kautsar yang terdapat didalam surga.

Sebagaimana Allah menyebutkan dalam Surah Al Kautsar :

اِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ 

"Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak." (Surah Al-Kausar : 1)

Al Kautsar ini merupakan sungai yang ada didalam surga. 

Gayung dan timba untuk mengambil air telaga tersebut sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :

 وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ 

“Gayung-gayungnya adalah seperti bintang-bintang di langit.” (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim) 

Perumpamaan disini bisa jadi menunjukkan banyaknya, bisa jadi menunjukkan sifat dari telaga itu sendiri. 

Adapun bentuk dari telaga Rasulullah sebagaimana disebutkan didalam hadist yang shahih, bahwa nabi mengatakan :

“Bentuk Telaga Rasulullah itu persegi empat, panjangnya sejauh perjalanan satu bulan dan sisi-sisinya sama.”

Ini menunjukkan bahwa bentuk dari telaga Rasulullah adalah persegi empat. 

Dalam hadist lain disebutkan :

“Sesungguhnya aku memiliki telaga dimana panjangnya seperti Ka'bah ke Baitul Maqdis.”

Dalam Riwayat lainnya :

“Jaraknya/panjangnya sama jarak Ailah dan Oman.”

Dalam riwayat lainnya :

“Seperti jarak Kota Aden (Yaman) dengan Ailah.”

Diantara ahlul ilmi mengatakan bahwa :

“Sesungguhnya panjangnya lebarnya itu sejauh perjalanan satu bulan. Dan telaga itu tidak hanya khusus bagi nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Akan tetapi setiap nabi memiliki telaga sebagaimana dijelaskan didalam Riwayat at tirmidzi, hadist dari Samurah bin Jundub mengatakan :

“Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga (pada hari kiamat nanti), dan mereka saling membanggakan siapa di antara mereka yang paling banyak orang yang mendatangi telaganya (dari umatnya), dan sungguh aku berharap (kepada Allah Ta’ala) bahwa akulah yang paling banyak orang yang mendatangi (telagaku)”

Hadist dari Abdullah bin Mas'ud:

“Akan diangkat dari umatku Hingga aku hendak menggapai mereka. Lantas aku berkata : ya Rabb mereka adalah sahabat-sahabatku. Lantas kemudian dikatakan kepada Rasulullah : Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang telah mereka buat setelah engkau.”

Menunjukkan bahwa haramnya melakukan perubahan didalam agama. Kenapa? Karna hal tersebut menyebabkan pelakunya terhalang dari telaga Rasulullah. 

Begitu pula dikatakan kepada Rasulullah :

“Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang telah mereka buat setelah engkau.”

Ini menunjukkan bahwa :
1. Rasulullah tidak mengetahui perkara ghaib.
2. Begitu pula nabi tidak mengetahui apa-apa yang terjadi setelah meninggalnya beliau. Sebagaimana keyakinan seseorang yang beranggapan bahwa dapat mengetahui apa yang terjadi setelah kematian. 
3. Besarnya perhatian serta kasih sayang Rasulullah terhadap umatnya. Karna beliau mengatakan : Ya Rabb, mereka adalah sahabat-sahabatku. 

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendatangi kuburan dan bersabda :

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا. قَالُوا : أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَالَ : أَنْتُمْ أَصْحَابِي ، وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ . فَقَالُوا : كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ ) قَالُوا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَالَ : فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ الْوُضُوءِ وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ ؛ أُنَادِيهِمْ : أَلَا هَلُمَّ . فَيُقَالُ : إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ . فَأَقُولُ : سُحْقًا سُحْقًا 

“Keselamatan bagi kalian tempat peristirahatan kaum mukminin, dan sesungguhnya kami –insya Allah- akan menyusul kalian, saya berharap bahwa kami sudah bisa melihat saudara-saudara kami”. Mereka (para sahabat) berkata : “Bukankah kami adalah saudara-saudaramu, wahai Rasulullah?!, beliau menjawab : “Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kami adalah mereka yang belum datang saat ini”. Mereka berkata : “Bagaimana engkau mengetahui orang yang belum ada dari umat engkau, wahai Rasulullah?, beliau menjawab : “Tidakkah engkau melihat, jika seseorang memiliki kuda perang putih, dan di depannya ada kuda perang hitam pekat, tidakkah ia bisa membedakan kudanya?!, mereka menjawab : “Ya, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda : “Mereka akan datang dengan wajah putih bersinar karena efek dari air wudhu, dan saya menunggu mereka di telaga. Ketahuilah ada beberapa orang yang dihalau dari telagaku, sebagaimana terhalangnya unta yang sedang tersesat, aku memanggil mereka : Kesinilah, maka dikatakan: “Mereka telah merubah (agamamu) sepeninggalmu”. maka aku bersabda : “Celakalah, celakalah”. (Hadist Riwayat Muslim) 

Hadist ini menjelaskan keutamaan wudhu. Tidak ada yang dapat menjaga wudhu kecuali orang yang beriman.
 
Penyebabkan seseorang terhalang dari telaga Rasulullah :
1. Seorang yang murtad
orang yang murtad (orang yang meninggalkan agama Islam lalu kembali ke agama sebelumnya). Siapa yang menjumpai Rasulullah dalam kondisi beriman setelah itu ia murtad maka ia terhalang dari meminum telaga Rasulullah.
2. Membuat perkara baru didalam agama. Meyakini sebagai perkara baru itu merupakan bagian dari agama dan pelakunya mendapatkan ganjaran pahala dari Allah.

Adapun ucapan nabi : “Sahabat-sahabatku.” Maknanya adalah umatku. Bukan khusus untuk sahabat nabi. Umat yang dimaksud disini adalah mereka yang menjawab seruan Rasulullah akan tetapi mereka melakukan perkara baru didalam agama ini. 

Perkara baru (bid'ah) ini ada 2 jenis :
1. Perkara baru yang terkait aqidah. Seperti : mereka yang meyakini adanya nabi dan Rasul setelah Rasulullah, meyakini bahwa manusia itu tidak akan dibangkitkan, 
2. Perkara terkait amal perbuatan. Seperti : keharusan membaca dzikir tertentu dengan jumlah tertentu dimana nabi tidak menentukan jumlahnya, seorang yang melakukan shalat karna suatu hal yang mana hal ini tidak dicontohkan oleh Rasulullah
3. Mendzholimi manusia atau membantu orang yang melakukan kedzoliman terhadap hamba yang lainnya. Kebanyakan ahlulilmi mengatakan bahwa kedzoliman yang dimaksudkan disini terkait kedzoliman yang besar yaitu menumpahkan darah manusia, mengambil harta manusia atau menjatuhkan martabat manusia.
4. Melakukan dosa-dosa besar dan meninggal dalam kondisi melakukan dosa-dosa besar tanpa bertaubat kepada Allah. 

Wallahu'alam

[Oleh : Buya Ahmad Daniel | Kitab Fadhlul Islam | 19 Syawal 1442 H | Masjid Al Hakim, Kota Padang]

Posting Komentar

0 Komentar