Bagaimana islam yang asli?
Semua kelompok islam sepakat bahwa sumber islam itu adalah Al-Qur'an dan sunnah. Namun kenapa muncul perpecahan? Karna mereka tidak sepakat mengikuti jalan pemahaman (sahabat).
Manusia yang paling pertama paham tentang agama Islam adalah Rasulullah. Lalu beliau ajarkan kepada murid-murid beliau yaitu para sahabat. Lalu bagaimana mungkin sahabat bisa salah dalam memahami agama Islam. Kalau sahabat salah dalam memahami islam itu berarti kita telah menuduh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surah Al-Maidah : 3
اَ لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَـكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَـكُمُ الْاِ سْلَا مَ دِيْنًا
"...Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.."
Sehingga tidak boleh kita mengatakan bahwa sahabat salah dalam memahami agama. Karna mereka dididik langsung oleh Rasulullah. Maka umat yang pasti benar adalah para sahabat.
Orang yang disebut sahabat :
1. Melihat Rasulullah, beriman dan mati dalam keadaan beriman.
2. Melihat Rasulullah, beriman lalu murtad ketika mati, maka tidak disebut sebagai sahabat.
3.Apakah Abu Jahal sahabat? Tidak. Karna ia tidak beriman.
Allah memuji para sahabat dengan julukan radhiyallahu anhum wa radhu anhu.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surah At taubah : 100
وَا لسّٰبِقُوْنَ الْاَ وَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَا لْاَ نْصَا رِ وَا لَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِ حْسَا نٍ ۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَ عَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ ذٰلِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ
"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung."
Kita tidak akan bersatu kalau mempunyai islam masing-masing. Kita akan bersatu kalau berislam dengan cara para sahabat radhiyallahu anhuma.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surah Al Baqarah : 137
فَاِ نْ اٰمَنُوْا بِمِثْلِ مَاۤ اٰمَنْتُمْ بِهٖ فَقَدِ اهْتَدَوْا ۚ وَاِ نْ تَوَلَّوْا فَاِ نَّمَا هُمْ فِيْ شِقَا قٍ ۚ فَسَيَكْفِيْکَهُمُ اللّٰهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
"Maka jika mereka telah beriman sebagaimana yang kamu imani, sungguh, mereka telah mendapat petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu) maka Allah mencukupkan engkau (Muhammad) terhadap mereka (dengan pertolongan-Nya). Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surah An Nisa : 115
وَمَنْ يُّشَا قِقِ الرَّسُوْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَـهُ الْهُدٰى وَ يَـتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهٖ مَا تَوَلّٰى وَنُصْلِهٖ جَهَـنَّمَ ۗ وَسَآءَتْ مَصِيْرًا
"Dan barang siapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam Neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali."
Ayat ini menunjukkan bahwa beragama dengan petunjuk sahabat adalah sebuah kewajiban. Maka sahabat inilah disebut dengan As Salafush Sholeh.
Berdasarkan ayat ini para ulama bersepakat bahwa mengikuti para sahabat dalam beragama itu adalah wajib dan menyelisihi mereka adalah haram. Jika ingin bersatu maka ikuti para sahabat. Maka berislam harus taat yaitu sami'na wa atho'na dan bukan masalah suka atau tidak suka.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surah Ali Imran : 110
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّا سِ تَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَا نَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَ كْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya siapa yang menunjukkan diantara kalian setelah aku meninggal, maka dia akan melihat perselisihan yang sangat banyak, maka wajib bagi kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rasyidun –orang-orang yang mendapat petunjuk– sepeninggalku. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian.”
Wallahu'alam
[Oleh : Buya Asmon Nurijal | Meneladani Cara Beragama Para Sahabat | 08 Dzulqaidah 1442 H | Masjid Al Azhar, Kota Padang]
0 Komentar
Tinggalkan balasan