Subscribe Us

header ads

Khutbah Jum'at : Perlukah Kita Mengenal Rasulullah?

Khutbah Pertama

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kembali kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang dilimpahkan. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhamad.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Perlukahk kitamengenal Rasulullah? Kita sebagai seorang muslim yang mengatakan sebagai pengikut Rasulullah, apakah perlu kita untuk mengenal Rasulullah? Jawabannya adalah iya. Malahan bisa dikatakan wajib kita mengenal Rasulullah. Kenapa? Karna dia adalah salah satu poin yang akan ditanyakan kepada setiap mayit yang ditanam didalam kuburan atau yang masuk kedalam barzahiyyah. Akan ditanyakan kepadanya bahwa man rabbuka, wa man dinuka, wa man nabiyyuka. Siapa rabb mu, apa agamamu, dan siapa nabimu,. Seorang tidak akan bisa menjawabnya jika tidak berilmu akan hal itu. Akan tetapi yang menjawab pertanyaan bukanlah ilmu pengetahuan, sebagaimana didunia yang akan menjawab pertanyaan adalah pengetahuan. Tapi yang akan menjawab pertanyaan adalah amalan.

“Tak kenal maka tak sayang.Tak sayang maka tak cinta.”

Cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak sama cinta kepada yang lain. Cinta kepada Rasulullah adalah cinta yang wajib. Cinta yang merupakan ibadah yang agung yang mana kita beribadah kepada Allah dengan mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mencintai Rasulullah adalah qurbah sebuah ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah merupakan dasar yang agung dari dasar-dasar dan pokok-pokok agama. Dia adalah tiang-tiang yang kokoh. Tempat bertopangnya keimanan.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

النَّبِيُّ أَوْلَىٰ بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ

“Nabi lebih utama dari orang-orang mukmin daripada dirinya sendiri.” (Surah Al Ahzab : 6).

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih dikedepankan daripada dirinya.

Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :

فَوَ الَذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِن وَلَدِهِ وَ وَالِدِهِ رواه البخاري

“Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, tidaklah sempurna keimanan seseorang sampai aku lebih dicintai daripada dirinya sendiri, daripada hartanya, daripada anaknya dan dari manusia sebelumnya.” (Hadist Riwayat Bukhari).

Hal ini termasuk lebih dicintai atasannya. Tekadang dalam medan pekerjaan, atasan lebih kita hormati daripada orangtua kita sendiri. Malahan terkadang, atasan lebih kita hormati daripada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan dia bagian dari Rasulullah harus lebih dicintai daripada manusia semuanya.

Didalam Shahih Bukhari juga, bahwasanya Umar berkata :

“Wahai Rasulullah, demi Allah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali atas diriku. Rasulullah berkata : Tidaklah wahai Umar, sampai aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri. Lalu Umar mengatakan : Ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu sampai-sampai diatas dari diriku sendiri. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan : Ya Umar."

Ini menunjukkan kepada kita bahwa cinta kepada nabi bukanlah urusan sampingan. Cinta kepada nabi bukan urusan pilihan. Akan tetapi cinta kepada nabi adalah wajib. Dia adalah bagian dari dasar keimanan. Maka setiap muslim wajib mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kenapa kita mencintai Rasulullah? Apa faktor yang menyebabkan kita cinta kepada Rasulullah? Penyebabnya banyak. Diantaranya :

1. Mengikuti keinginan Allah Subhanahu wa Ta’ala didalam mencintainya. Karna Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling dicintai oleh Allah. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah jadikan Rasulullah sebagai kholil-Nya (kekasih-Nya). Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuji Rasulullah apa yang tidak dipuji kepada yang lain. Maka karna itu, kalau Allah betul-betul mencintai Rasulullah dan kenyataannya begitu, maka seorang muslim wajib juga baginya untuk mencintai apa yang dicintai oleh Allah, kalau seandainya dia mengatakan cinta kepada Allah. Semua muslim pasti mengatakan kalau dia cinta kepada Allah. Tapi sebagian dari muslim, ada yang memilih cintanya kepada Rasulullah, maka minimal jika anda muslim cinta kepada Allah, anda harus juga mencintai yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Rasulullah adalah orang yang sangat dicintai oleh Allah Subahanahu wa Ta’ala.

2. Penyebab kita cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah tuntutan iman. Sebagaimana didalam hadist yang telah dibacakan tadi, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan diantara tuntunan imam itu adalah mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan memuliakannya. Tidaklah sempurna keimanan seseorang sampai dia mencintaiku daripada dirinya, hartanya, anaknya dan manusia sebelumnya. Dari iman kita, menuntut kita untuk mencintai Rasulullah.

3. Faktor kita mencintai Rasulullah adalah karna Rasulullah memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh yang lain. Didalam kawan-kawan kita sejawat, sekantor, kuliah dan lainnya. Tapi kenapa kita hanya dekat dengan satu orang? Kenapa saya suka dengan si fulan? Diantaranya karna dia memiliki kelebihan. Itu yang menyebabkan seseorang lebih dekat dengan teman dekatnya. Rasulullah, dia memiliki kelebihan yang banyak. Keistimewaan-keistimewaan yang diberikan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam : manusia yang paling mulia, manusia yang paling dermawan, manusia paling suci, manusia yang paling agung. Hal ini pada seluruh karakter yang dimiliki Rasulullah. Allah Subhanahu wa Ta’ala memujinya. وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيم Rekomendasi dari Allah : “Sesungguhnya engkau berada diatas akhlak yang mulia.” (Surah Al-Qolam : 4).

Kita mencintai nabi karna nabi sangat sayang kepada umatnya. Beliau sangat memperhatikan umatnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala didalam Surah At-Taubah : 128

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيم

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Oleh karna itu diantara yang sangat diharapkan dari beliau adalah terpenuhnya doa beliau untuk memberikan syafaat kepada umatnya nanti pada hari kiamat. Maka ini menunjukkan nabi adalah orang yang sangat mencintai umatnya. Sangat aneh jika nabi sangat mencintai kita tapi kita tidak mencintai nabi. Beliau sangat sayang kepada kita. Sehingga beliau tidak membebankan beban yang berat kepada kita didalam syariatnya. Syariat yang dicetuskan yang telah ditetapkan itu tidak pernah memberatkan umatnya. Kita yang terlalu lalai. Shalat 5 waktu, ada diantara kita yang menegakkannya. Apalagi tidak mengerjakannya dimasjid. Sementara disyariatkan adzan untuk memanggil. Kalau diundang 5 kali sehari semalam, tapi tidak dihadiri. Dan itu tidak memberatkan. Mana bukti cinta kita kepada Rasulullah? Rasullah memberikan syariat untuk kemaslahatan kita bukan untuk kemaslahatan dirinya.

Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kecintaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam begitu lama. Oleh karna itu harus kita buktikan kecintaan kita kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bagaimana cara membuktikannya? Tidak sebatas omongan adalah dengan mengatakan dia mencintai Allah, mencintai Rasulullah. Tapi dia melarang orang untuk menjalankan sunnah Rasulullah. Dia menghambat-hambat kajian-kajian yang menjalankan sunnah Rasulullah. Ini omongan tidak sesuai dengan kenyataan.

Diantara bentuk bukti kita cinta kepada Rasulullah :

1. Mendahulukan Rasulullah atas seluruh manusia. Mendahulukan sunnah Rasulullah daripada sunnah-sunnah yang ada. Mendahulukan perkataan Rasulullah dari perkataan manusia yang lain. Mendahulukan ketaatan kepada Rasulullah daripada ketaatan yang lain.

Allah berfirman didalam Surah Al-Hujurat :1

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya

2. Bukti cinta kita kepada Rasulullah adalah beretika dan beradab bersama Rasulullah. Hal ini terwujud didalam beberapa bentuk, diantaranya adalah  selalu bershalawat kepada Rasulullah apalagi pada hari Jum’at. Khatib selalu mengingatkan pada akhir khutbah dengan mencantumkan/menyebutkan didalam Surah Al Ahzab : 56
إنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيّ

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat kepada Nabi”

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Hai orang yang beriman, shalawatlah kepadanya dan bersalamlah.”

Khatib menyampaikan khutbah diatasnya adalah ingin menunjukkan ayat dimana Allah telah bershalawat kepada nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka hendaklah kita bershalawat kepadanya. Dan shalawat kita tidak dibutuhkan oleh Rasulullah. Shalawat kita kepada Rasulullah adalah mentaati perintah. Shalawat Allah kepada Rasulullah adalah memujinya. Ketika kita mengatakan Allahumma shalli ala muhammad, Ya Allah, bershalawatlah Engkau kepada Muhammad.

Nabi mengatakan :

نْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (Hadist Riwayat Muslim).

Ketika kita memohon kepada Allah agar Allah bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka Allah bershalawat kepada kita 10 kali. Shalawat Allah kepada kita adalah pengampunan. Jadi setiap kali kita bershalawat kepada Rasulullah, 10 kali pengampunan yang diberikan Allah kepada kita.

Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian bentuk akhlak kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah ketika kita berada di masjidnya. Hendaklah kita tetap beradab dan beretika. Pada jaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan nabi masih hidup, tidak boleh :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ

“Wahai orang beriman jangan engkau angkat suaramu melebihi dari suara Rasulullah.” (Surah Al-Hujurat : 2)

Pada suatu hari, pada khilafah Umar bin Khattab dia melihat ada dua-tiga orang yang bersuara keras didekat kuburan Rasulullah. Lalu dia bangkit dan ketakutan ketika Umar memanggilnya. Lalu Umar bertanya :
Kalian darimana? Dikatakan kami dari Thaif. Kata Umar : Kalau kalian penduduk disini sudah aku pukul perut kalian. Ini sebagai hukuman tidak beretika kepada Rasulullah walaupun dia sudah meninggal dunia.

Namun ada bentuk lain yang mengangkat suara diatas suara Rasulullah adalah orang yang meremehkan sabda-sabda Rasulullah. Dan dia merasa bahwa perkataannya lebih baik selain sabda Rasulullah, ini adalah bentuk meninggakan suaranya dari suara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Diantara bentuk bukti cinta kita kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah membenarkan apa yang diberitahukan kepada Rasulullah walaupun akar kita belum bisa mencernanya. Tapi apabila itu benar datangnya dari Rasulullah wajib kita imani. Kenapa? Karna yang keluar dari mulutnya adalah wahyu.

Allah berfirman :

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى

Dan dia tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya. (Surah An-Najm : 3).

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

"Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Surah An-Najm : 4)

Diantara bukti cinta kita kepada Rasulullah adalah mengikuti dan mentaati perintahnya.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian(Surah Ali Imron : 31).

Maka kewajiban kita bukti cinta kepada Rasulullah adalah mentaatinya, menjalankan sunnahnya, membela sunnahnya, mencintai sunnahnya, mencintai orang-orang yang menjalankan sunnah Rasulullah, mencintai orang-orang yang mencintai sunnah Rasulullah, bukan kita bertolak belakang. Sebagaimana kita sebutkan tadi, ada orang yang cinta kepada Rasulullah tetapi dia membenci orang-orang yang menjalankan sunnah Rasulullah.

Kita ini adalah orang muslim. Kehidupan kita tidak hanya didunia. Kehidupan kita didunia adalah jembatan menuju akhirat. Dan akhirat adalah balasan dari apa yang kita lakukan didunia.

Diantara bentuk cinta kita kepada Rasulullah adalah membela Rasulullah. Apabila dia dihina, diinjak-injak kehormatannya, maka kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah untuk membelanya. Apabila ada orang yang meremehkan Rasulullah, bukti cinta kita adalah membelanya. Sebagaimana nasab kita sebagai anak, ingin membuktikan cinta kita kepada orangtua apabila orangtua kita diinjak-injak kehormatannya, maka kita harus membelanya.

KHUTBAH KEDUA

Orang-orang yang telah membuktikan cintanya kepada Rasulullah, contoh terbaiknya adalah mereka para sahabat. Yang mana Allah telah pilih mereka sebagai teman Rasulullah, sebagai pembela Rasulullah. Kalaulah tidak karna Allah kemudian karna mereka, mungkin wahyu tidak akan sampai kepada kita. Mereka mengorbankan jiwa, raga, harta dan kekayaan mereka untuk membela Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Dalam Perang Uhud, bagaimana para sahabat menjadi perisai untuk diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari serangan anak panah yang tertuju kepada dirinya. Sehingga sahabat yang menjadikan tameng Rasulullah, maka pahala untuk dirinya dan iapun mati syahid.

Mari kita baca kisah para sahabat, agar kita bisa mencontoh bagaimana sebenarnya cinta kepada Rasulullah. Mereka adalah contoh bagi kita untuk mencintai Rasulullah. Mereka adalah contoh dalam mengikuti Rasulullah.

Kaum muslimin, apa yang kita raih jika kita mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Apa hadiah yang kita dapatkan?

Imam Al-Bukhari didalam hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik :

”Bahwa ada seorang arab datang kepada Rasulullah lalu mengatakan : Kapan hari kiamat? Lalu Rasulullah menjawab : Apa yang telah kamu persiapkan untuk hari kiamat itu? Diapun menjawab : Aku telah persiapkan keluargaku akan cinta kepada Allah dan RasulNya. Lalu Rasulullah mengatakan : Engkau akan bersama orang-orang yang engkau cintai.”

Kita bisa memilih siapa yang kita cintai. Tapi sebagai tujuan utama kita adalah mencintai Rasulullah. Karna kalau kita betul-betul mencintai Rasulullah, maka kita akan dikumpulkan nanti pada hari kiamat bersama yang kita cintai. Jika ia mencintai orang kafir, maka ia dikumpulkan bersama orang-orang kafir. Maka cintailah Rasulullah dengan segala bukti-bukti yang telah kita sebutkan tadi sebagai bukti kita kepada Rasulullah. Apabila kita selalu mencintai Rasulullah, mencintai sunnahnya :

“Siapa yang mencintai sesuatu, maka ia akan diwafatkan diatas yang diatas yang ia cinta.”

Wallahu'alam

[Oleh : 
Buya M. Elvi Syam | Perlukah Kita Mengenal Rasulullah? | 10 Rabiul Awwal 1441 H | Masjid Al Hakim, Kota Padang]

Posting Komentar

0 Komentar