Alhamdulillah perkembangan sunnah sudah pesat didaerah kita, akan tetapi ternyata fitnah yang sering terjadi adalah perpecahan sesama ikhwah. Mohon nasehatnya ustadz bagi kita yang sudah paham sunnah, agar selalu bersatu.
Jawaban :
Al khilaful syar ( الخلاف الشر ). Perselisihan itu sesuatu yang jahat.
Ibnu Mas'ud pernah berselisih dengan Utsman bin Affan. Utsman berpendapat bahwa shalatnya beliau di Mina tidak boleh lagi di qashar. Karna Utsman sudah merasa ia sudah punya rumah di Makkah, akhirnya shalat Utsman itu lengkap 4 raka'at. Padahal Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di Mina beliau shalatnya di qashar tanpa di jamak. Akan tetapi dijamannya Utsman, Ustman ber-ijtihad sudah merasa bahwa beliau penduduk Makkah sehingga tidak perlu lagi shalat di qashar.
Akhirnya ketika Utsman menjadi imam, Abdullah bin Mas'ud menjadi makmum, tetap Abdullah bin Mas'ud ikut bersama Ustman (mengikuti imam). Untuk menghindari perselisihan. Ketika ditanya : Kenapa engkau lakukan hal itu? Al khilafu Syar, perselisihan itu buruk.
Dan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah mengatakan :
إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ
“Sesungguhnya syaitan telah putus asa untuk disembah oleh orang-orang yang shalat di jazirah arab, akan tetapi dia mengadu domba di antara mereka.” (Hadist Riwayat Muslim)
Maka itu kerjaan syaitan. Maka hendaklah kita menjaga hati, berbuat karna Allah Azza wa Jalla. Berdakwah karna Allah. Menyampaikan agama ini karna Allah.
Ketika ada kesalahan dari saudaranya, tutup matanya. Siapa yang tidak berbuat salah? Berbaik sangka buat dia. Cari kan udzur buat dia. Mungkin dia melakukan ini karna ini karna itu. Agar kita tidak berselisih. Dengan cara seperti itu semoga kita tetap menjaga hati kita dan berdoa kepada Allah.
Ada sebuah doa yang dibaca Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ketika beliau shalat malam :
اللهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ ، وَمِيكَائِيلَ ، وَإِسْرَافِيلَ ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ ، فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Alahumma robba jabraa illa, wa minkaa ila, wa isroo fiila , fathirossamaa wa ti wal ardi, ‘alimal ghoibi wasyahaa daa ti, anta tahkumu baina ‘abaa dika fii maa kaa nuu man tasyaa u ilaa shiroo thi mustaqiimi.
“Ya Allah, Tuhannya malaikat Jibril, Malaikat Mikail, dan Malaikat Israfil. Yang menciptakan langit serta bumi. Yang maha mengetahui sesuatau yang ghaib dan juga yang nampak. Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu dalam hal-hal yang mereka perselisihkan. Berilah petunjukmu padaku akan kebenaran mengenai apa yang diperselisihkan, dengan izin-Mu. Sungguh Engkaulah Dzat yang maha memberi petunjuk menuju jalan yang lurus, untuk siapa saja yang Engkau kehendaki”. (Hadist Riwayat Muslim).
Maka, bacalah doa itu. Karna Nabi membaca doa itu. Masa kita merasa : “Yang benar ana”. Mulai jadi engkau yang salah. Cuma merasa benar. Maka minta petunjuk kepada Allah agar perselisihan itu kita mendapatkan kebenaran sehingga kita bisa istiqomah dan mati husnul khatimah.
Wallahu'alam
[Oleh : Buya Syafii Riza Basalamah | Tabligh Akbar : Pertemuan Dengan Yang Dicintai | 17 Rajab 1443 H | Masjid Raya Pasar Atas, Kota Bukittinggi]
0 Komentar
Tinggalkan balasan