“Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang (untuk merebutnya).” (Rawai’ut Tafsir Ibnu Rajab 2/134, Darul ‘Ashimah, cet.I, 1422 H, Syamilah)
Karna mereka tidak merasakan kebahagiaan meskipun mereka memiliki harta dan tahta. Kebahagiaan hanya dirasakan oleh orang-orang yang merasakan lezatnya iman. Dan itulah surga dunia.
Syaikhul Islam mengatakan :
“Sesungguhnya di dunia ini terdapat surga, barangsiapa yang tidak memasukinya maka ia tidak akan memasuki surga akhirat.“ (Al-Mustadrak ‘ala Majmu’ al-Fatawa: 1/153).”
Bagaimana mencintai Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam? Karna banyak orang yang mengaku cinta kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tapi tidak sesuai yang diinginkan oleh Allah dan rasul-Nya.
Cinta kepada Nabi Shallallahu'Alaihi wa Sallam bukan hanya pengakuan. Tapi cinta itu adalah pembuktian. Percuma kita mengaku cinta tapi kalau kita tidak membuktikannya, maka cinta itu adalah palsu.
Sebagaimana kata penyair :
“Setiap orang mengaku dekat dengan Laila, tapi Laila tidak mengakuinya”
Banyak yang mengaku cinta kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, tapi cintanya tidak diakui. Karna tidak seperti itu mencintai Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
Oleh karenanya, Allah Subhana wa Taala menantang orang-orang yang mengaku cinta kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam agar membuktikan cintanya kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
Allah Subhana wa Taala berfirman :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. (Surah Ali Imran : 31).
Zaid Ibnu Dafina (Sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang sudah masuk Islam) pernah ditanya oleh Abu Sufyan yang saat itu masih kafir. Saat dia mengintrogasi Zaid, dia bertanya :
“Wahai Zaid bin Dafina, bersumpahlah dengan nama Allah Subhana wa Taala apakah suka jika Nabi Muhammad duduk diposisimu dan kita penggal lehernya sedangkan kamu selamat?
Zaid bin Dafina berkata :
“Demi Allah, aku tidak menginginkan jika Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam diposisinya terkena duri sedangkan aku bersenang-senang dengan keluargaku.”
Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi saat selesai runding Perjanjian Hudaibiyah bertemu dengan para sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan dia melihat secara langsung bagaimana pengagungan para sahabat kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam tatkala dia balik kepada kaumnya :
“Wahai kaumku (kaum Quraisy), Demi Allah, aku sudah melalang buana bertemu dengan rombongan-rombongan para raja aku tidak pernah melihat pengikut-pengikut raja mereka mengagungkan raja-raja mereka melebihi pengagungan para sahabat-sahabat Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam kepada Nabi Muhamad."
Dan juga :
“Tidaklah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam meludah kecuali ludahnya akan ditangkis oleh para sahabat lalu mengusapnya kepada wajahnya dan kulitnya.”
Hal itu karna ludah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam itu barokah.
“Kalau Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam memerintahkan, mereka langsung melaksanakannya. Kalau mereka berwudhu, mereka rebutan untuk mendapat sisa air wudhu Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Kalau Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam berbicara, maka mereka melirihkan suara mereka untuk mendengarkan ucapan Nabi. Dan mereka pun tidak memandang Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam secara langsung karna segan dengan beliau Shalallahu 'Alaihi wa Sallam."
Saking para sahabat memuliakan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, Anas bin Malik berkata :
إن أبواب النبي صلى الله عليه وسلم كانت تقرع بالأظافير
“Kami di masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (Hadist Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrod bab Mengetuk Pintu)
Bagaimana cara membuktikan cinta kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam :
1. Mencintai Nabi dengan mengimani Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, menghormati Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam tanpa berlebih-lebihan.
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini, baik Yahudi dan Nashrani, mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya (yaitu agama Islam, pent.), kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka.” (Hadist Riwayat Muslim no. 153)
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda :
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Aku adalah sayyid (penghulu) anak Adam pada hari kiamat." (Hadist Riwayat Muslim)
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda :
لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ
“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagai-mana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji ‘Isa putera Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka kata-kanlah, ‘‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya).’” (Hadist Riwayat Al-Bukhari (no. 3445), at-Tirmidzi dalam Mukhtasharusy Syamaa-il al-Mu-hammadiyyah (no. 284), Ahmad (I/23)
2. Hendaknya kita beradab kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
Maksud beradab kepada beliau yaitu memuji beliau sesuai dengan keagungannya, sering bershalawat untuk beliau, beradab dengan hadist-hadistnya.
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (Hadist Riwayat Muslim, no. 408)
Siapa yang sering bershalawat kepada Nabi, maka dia akan menjadi pendamping Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam disurga.
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً
“Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku” (Hadist Riwayat Tirmidzi)
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda :
البَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
"Orang yang sangat pelit adalah orang yang ketika namaku disebut di sampingnya, ia tidak mau membaca shalawat kepadaku.” (Hadist Riwayat At-Tirmidzi).
3. Membenarkan apapun yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam hadist-hadist yang shahih.
Allah Subhana wa Taala berfirman :
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
“Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada lain adalah wahyu yang disampaikan kepadanya.” (Surah An Najm: 3-4)
Apa yang keluar dari mulut Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dari hadist yang shahih maka itu adalah kebenaran.
4. Ittiba (meneladani) Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan taat kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Apapun yang diperintahkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kita jalankan. Apapun yang dilarang oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kita tinggalkan. Karna ketaatan kita kepada Rasulullah pada hakikatnya ketaatan kepada Allah Subhana wa Taala.
Allah Subhana wa Taala berfirman dalam surah An Nisa : 80
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah“
Dan Allah Subhana wa Taala telah mengatakan dalam Surah Al Ahzab ayat : 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
5. Membela Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
Kalau dulu para sahabat membela kehormatan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, membela nyawa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dari serbuan orang-orang kafir yang ingin membunuh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, para sahabat mengorbankan segalanya untuk melindungi Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, adapun kita dijaman sekarang adalah membela hadist-hadist Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Karna begitu banyak orang yang menghujat hadist-hadist Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, menghujat sunnah beliau. Maka kewajiban kita adalah membela Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
Dahulu, kalau ada orang yang menghina Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam maka ia akan dipancung. Makanya Syaikul Islam Ibnu Taimiyah memiliki kitab yang berjudul Ash Sharimul Maslul ala Syatimi Rasul (Pedang terhunus untuk penghina Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam)
6. Menyebarkan Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
Apa yang bisa kita sekarang untuk kita lakukan menyebarkan Sirah Nabi, akhlak Nabi, Sunnah Nabi, maka lakukanlah.
Dahulu Imam Ibnu Mubarak pernah mengatakan :
“Saya tidak mengetahui suatu amalan yang lebih utama daripada menyebarkan ilmu.” (Dinukil oleh imam al-Khathib al-Baghdadi dalam kitab “Tarikh Bagdad” (10/160)
0 Komentar
Tinggalkan balasan