Hadits
pertama
حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَحْمَدُ
بْنُ عَمْرِو بْنِ سَرْحٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ أَنَّ
أَبَا الزُّبَيْرِ أَخْبَرَهُ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ
يَقُولُا
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الصُّبْرَةِ مِنْ التَّمْرِ لَا يُعْلَمُ
مَكِيلَتُهَا بِالْكَيْلِ الْمُسَمَّى مِنْ التَّمْرِ
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي أَبُو
الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُا نَهَى رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَمْ
يَذْكُرْ مِنْ التَّمْرِ فِي آخِرِ الْحَدِيثِ
Telah
menceritakan kepadaku Abu Ath Thahir Ahmad bin Amru bin Sarh, telah mengabarkan
kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Ibnu Juraij bahwa Abu Az
Zubair, telah mengabarkan kepadanya, dia berkata, Saya mendengar Jabir bin
Abdillah berkata, Rasulullah ﷺ melarang menjual
setangkai kurma yang tidak diketahui takarannya dengan takaran kurma yang telah
maklum. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, telah
menceritakan kepada kami Rauh bin Ubadah, telah menceritakan kepada kami Ibnu
Juraij, telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair bahwa dia mendengar Jabir bin
Abdillah berkata, Rasulullah ﷺ melarang seperti itu,
tapi di akhir hadits, dia tidak menyebutkan lafazh dari kurma.
1. Perkataannya, "Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam melarang menjual sejumlah kurma yang tidak
diketahui takarannya dengan kurma yang ditentukan takarannya." Ini
adalah pernyataan yang jelas tentang diharamkannya penjualan kurma dengan kurma
hingga diketahui kesamaan jumlahnya.
2. Para ulama
berpendapat, bahwa tidak diketahuinya kesamaan jumlah dalam masalah ini sama
seperti perbedaan jumlah dalam hal jual beli barang dengan barang (barter).
Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Kecuali sama
jumlahnya." Sedangkan kesamaan jumlah tidak bisa dipastikan keberadaannya
bersama ketidaktahuan seseorang dalam hal ini.
3. Hukum menjual
gandum dengan gandum, jewawut dengan jewawut, dan semua harta yang mana
kemungkinan riba terjadi padanya sama seperti hukum menjual kurma dengan kurma.
Wallahu’alam
0 Komentar
Tinggalkan balasan