Hadits
pertama
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ
نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ
بَيْعِ الثَّمَرِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلَاحُهَا نَهَى الْبَائِعَ وَالْمُبْتَاعَ
حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا عُبَيْدُ
اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ
Telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya dia berkata, Saya membaca di hadapan Malik dari Nafi' dari Ibnu
Umar bahwasanya Rasulullah ﷺ melarang menjual buah-buahan hingga tampak
matangnya, beliau melarang hal itu kepada penjual dan pembeli. Telah
menceritakan kepada kami Ibnu Numair, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami 'Ubaidillah dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Nabi ﷺ
seperti hadits di atas.
و حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ وَزُهَيْرُ بْنُ
حَرْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ
عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ
بَيْعِ النَّخْلِ حَتَّى يَزْهُوَ وَعَنْ السُّنْبُلِ حَتَّى يَبْيَضَّ وَيَأْمَنَ
الْعَاهَةَ نَهَى الْبَائِعَ وَالْمُشْتَرِيَ
Telah menceritakan kepada kami
Ali bin Hujr As Sa'di dan Zuhair bin Harb keduanya berkata, telah menceritakan
kepada kami Isma'il dari Ayyub dari Nafi' dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah ﷺ
melarang menjual kurma hingga tampak buahnya dan bijian sampai mengeras (tampak
matangnya) dan terbebas dari kerusakan, beliau melarang kepada penjual dan
pembeli.
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ يَحْيَى
بْنِ سَعِيدٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
تَبْتَاعُوا الثَّمَرَ حَتَّى يَبْدُوَ صَلَاحُهُ وَتَذْهَبَ عَنْهُ الْآفَةُ
قَالَ يَبْدُوَ صَلَاحُهُ حُمْرَتُهُ وَصُفْرَتُهُ
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ أَبِي عُمَرَ
قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ يَحْيَى بِهَذَا الْإِسْنَادِ حَتَّى
يَبْدُوَ صَلَاحُهُ لَمْ يَذْكُرْ مَا بَعْدَهُ حَدَّثَنَا ابْنُ رَافِعٍ
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ أَخْبَرَنَا الضَّحَّاكُ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ
عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ حَدِيثِ
عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ
مَيْسَرَةَ حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ حَدِيثِ مَالِكٍ
وَعُبَيْدِ اللَّهِ
Telah menceritakan kepadau
Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Yahya bin Sa'id dari
Nafi' dari Ibnu Umar dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Janganlah kalian membeli
buah-buahan hingga tampak matangnya dan terbebas dari kerusakan." Dan
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Abi Umar
keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab dari Yahya dengan
isnad seperti ini, hingga terlihat matangnya, dan tidak menyebutkan setelahnya.
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Rafi', telah menceritakan kepada kami Ibnu
Abi Fudaik, telah mengabarkan kepada kami Adh Dhahhak dari Nafi' dari Ibnu Umar
dari Nabi ﷺ seperti hadits Abdul Wahhab. Telah menceritakan kepada kami
Suwaid bin Sa'id, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Maisarah, telah
menceritakan kepadaku Musa bin 'Uqbah dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Nabi ﷺ
seperti hadits Malik dan Ubaidillah.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَيَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ
وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالَ يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ
الْآخَرُونَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ دِينَارٍ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
تَبِيعُوا الثَّمَرَ حَتَّى يَبْدُوَ صَلَاحُهُ
و حَدَّثَنِيهِ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ
عَنْ سُفْيَانَ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ كِلَاهُمَا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ
بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَزَادَ فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ فَقِيلَ لِابْنِ عُمَرَ مَا
صَلَاحُهُ قَالَ تَذْهَبُ عَاهَتُهُ
Telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya, Yahya bin Ayyub, Qutaibah dan Ibnu Hujr. Yahya bin Yahya
mengatakan; telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang lain mengatakan;
telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Abdullah bin
Dinar bahwa dia mendengar Ibnu Umar berkata, Rasulullah ﷺ
bersabda, "Janganlah kalian menjual buah-buahan hingga nampak
matangnya." Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, telah
menceritakan kepada kami Abdurrahman dari Sufyan. Dan telah menceritakan kepada
kami Ibnu Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far,
telah menceritakan kepada kami Syu'bah keduanya dari Abdullah bin Dinar dengan
isnad seperti ini, dengan tambahan dalam hadits Syu'bah, maka dikatakan kepada
Ibnu Umar, apa maksud "Nampak matangnya." Dia menjawab, yaitu
terbebas dari kerusakan.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ عَنْ
أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ ح و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا
زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ نَهَى أَوْ
نَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
بَيْعِ الثَّمَرِ حَتَّى يَطِيبَ
Telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Abu Khaitsamah dari Abu Zubair
dari Jabir. Dan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
Yunus, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami
Abu Zubair dari Jabir dia berkata, Rasulullah ﷺ telah melarang atau melarang kami,
melakukan jual beli buah-buahan hingga terlihat bagusnya.
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عُثْمَانَ النَّوْفَلِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو
عَاصِمٍ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا
رَوْحٌ قَالَا حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ
دِينَارٍ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُا
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
بَيْعِ الثَّمَرِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلَاحُهُ
Telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin Utsman An Naufali, telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim. Dan
dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim sedangkan
lafazhnya dari dia, telah menceritakan kepada kami Rauh dia berkata, telah
menceritakan kepada kami Zakariyya` bin Ishaq, telah menceritakan kepada kami
Amru bin Dinar bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah ﷺ
melarang menjual buah-buahan hingga nampak matangnya.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَمْرِو بْنِ
مُرَّةَ عَنْ أَبِي الْبَخْتَرِيِّ قَالَ
سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ عَنْ بَيْعِ النَّخْلِ فَقَالَ نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ النَّخْلِ حَتَّى
يَأْكُلَ مِنْهُ أَوْ يُؤْكَلَ وَحَتَّى يُوزَنَ قَالَ فَقُلْتُ مَا يُوزَنُ
فَقَالَ رَجُلٌ عِنْدَهُ حَتَّى يُحْزَرَ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basyar keduanya berkata, telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari
'Amru bin Murrah dari Abu Al Bakhtari dia berkata, Saya bertanya kepada Ibnu
Abbas mengenai menjual kurma, dia menjawab, Rasulullah ﷺ
melarang menjual kurma sampai seseorang layak memakannya atau ia layak dimakan
dan ditakar." Abu Al Bakhtari berkata, Saya bertanya; Apa maksudnya
setelah layak ditakar? Maka seseorang yang bersama Ibnu Abbas menjawab,
Ditaksir (diperkirakan).
Hadits
kedelapan
حَدَّثَنِي أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ أَبِي نُعْمٍ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
تَبْتَاعُوا الثِّمَارَ حَتَّى يَبْدُوَ صَلَاحُهَا
Telah menceritakan kepadaku Abu
Kuraib Muhammad bin Al 'Ala`, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Fudlail dari ayahnya dari Ibnu Abi Nu'm dari Abu Hurairah dia berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda, "Janganlah kalian membeli buah-buahan hingga nampak
matangnya."
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ
عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ وَزُهَيْرُ بْنُ
حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لَهُمَا قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ
عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ
بَيْعِ الثَّمَرِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلَاحُهُ وَعَنْ بَيْعِ الثَّمَرِ بِالتَّمْرِ
قَالَ ابْنُ عُمَرَ وَحَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَخَّصَ فِي بَيْعِ الْعَرَايَا زَادَ
ابْنُ نُمَيْرٍ فِي رِوَايَتِهِ أَنْ تُبَاعَ
Telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya, telah mengabarkan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Az
Zuhri. Dan dari jalur lain telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dan
Zuhair bin Harb sedangkan lafazh dari keduanya, keduanya berkata, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Az Zuhri dari
Salim dari Ibnu Umar bahwa Nabi ﷺ melarang menjual buah-buahan hingga nampak
matangnya dan melarang menjual buah-buahan dengan kurma. Ibnu Umar berkata, Dan
telah menceritakan kepada kami Zaid bin Tsabit bahwasanya Rasulullah ﷺ
memberikan keringanan dalam transaksi 'Arayah, dalam riwayatnya Ibnu Numair, ia
menambahkan; Yaitu untuk dijual.
و حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ وَحَرْمَلَةُ وَاللَّفْظُ
لِحَرْمَلَةَ قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ
شِهَابٍ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
تَبْتَاعُوا الثَّمَرَ حَتَّى يَبْدُوَ صَلَاحُهُ وَلَا تَبْتَاعُوا الثَّمَرَ
بِالتَّمْرِ
قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَحَدَّثَنِي سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ
سَوَاءً
Dan telah menceritakan kepadaku
Abu Ath Thahir dan Harmalah sedangkan lafazhnya dari Harmalah, keduanya
berkata, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb, telah mengabarkan kepadaku
Yunus dari Ibnu Syihab, telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Musayyab dan Abu
Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah berkata, Rasulullah ﷺ
bersabda, "Janganlah kalian membeli buah-buahan hingga nampak matangnya,
dan janganlah kalian membeli buah-buahan dengan kurma." Ibnu Syihab berkata,
Dan telah menceritakan kepadaku Salim bin Abdullah bin Umar dari ayahnya dari
Nabi ﷺ
sama seperti hadits di atas.
1. Apabila buah-buahan dijual sebelum terlihat
tanda-tanda matangnya dengan syarat memetiknya maka jual beli tersebut sah berdasarkan
ijma'.
2. Para sahabat kami berpendapat, bila penjual
mensyaratkan memetiknya namun pembeli tidak memetiknya, maka jual beli tetap
sah dan penjual diharuskan memetiknya. Jika kedua belah pihak sepakat untuk
tetap membiarkannya di pohon maka hal itu di perbolehkan. Namun jika penjual
menjualnya dengan syarat membiarkannya di pohon maka jual beli tidak sah
menurut ijma'. Sebab barangkali buah-buahan menjadi rusak sebelum masa
memanennya, sehingga penjual telah memakan harta saudaranya dengan cara yang
batil, sebagaimana disebutkan di dalam berbagai hadits. Namun bila disyaratkan
memetik buah, bahaya tersebut menjadi hilang.
3. Apabila penjual menjualnya secara mutlak,
tanpa ada syarat, maka menurut madzhab kami dan jumhur ulama jual beli tersebut
tidak sah berdasarkan hadits-hadits di atas yang bersifat umum. Me nurut kami
jual beli tersebut sah bila ada syarat untuk memetiknya berdasarkan ijma'
ulama. Juga karena adat kebiasaan dalam penjualan buah-buahan adalah
membiarkannya di pohon, sehingga kebiasaan ini seperti syarat yang diberlakukan
pada umumnya.
4. Adapun bila buah-buahan tersebut dijual
setelah terlihat tanda tanda matangnya maka boleh menjualnya secara mutlak,
dengan syarat memetiknya ataupun dengan syarat membiarkannya tetap di pohon,
berdasarkan pemahaman dari hadits-hadits tersebut di atas. Ditambah lagi,
sesuatu yang telah sampai pada batas tujuan berbeda dengan sesuatu sebelumnya,
jika bukan dari jenis yang sama. Di samping itu, karena biasanya buah-buahan
yang telah terlihat tanda matangnya terbebas dari penyakit, berbeda dengan
sebelum terlihat bahwa ia telah matang.
5. Apabila buah-buahan tersebut dijual dengan
syarat membiarkan di pohon atau secara mutlak maka penjual diharuskan tetap
menyiraminya hingga masa memanen, karena seperti itulah adat kebiasaan yang
berlaku. Demikian madzhab kami. Imam Malik juga menyatakan demikian. Sedangkan
Imam Abu Hanifah berpendapat, "Wajib untuk memberlakukan syarat
pemetikan."
6. Perkataan, "Melarang menjual
biji-bijian pada tangkainya hingga bijinya kerás." Hadits ini
dijadikan dalil oleh Imam Malik, para ulama Kufah, dan sebagian besar ulama,
bahwa boleh menjual biji-bijian yang sudah keras. Namun menurut kami,
permasalahan ini harus dirinci. Jika biji tersebut adalah jewawut (sebangsa
gandum), jagung, atau sejenisnya yang mana bijinya bisa terlihat, maka boleh
dijual. Namun jika berupa gandum dan jenis lain yang bijinya tertutup oleh
kulit dan hanya bisa dilihat setelah buahnya dibelah dengan pisau, maka
berkenaan dengan hal ini ada dua riwayat yang berasal dari Imam Syafi'i,
pendapat yang baru, yang merupakan pendapat terkuat, menyatakan bahwa hal itu
tidak boleh. Pendapat yang lama dari beliau menyatakan sah. Adapun jika menjual
biji-bijian sebelum mengeras (matang) maka hukumnya tidak sah kecuali jika disyaratkan
untuk memetiknya, seperti yang telah singgung di atas. Jika seseorang menjual
biji-bijian sebelum mengeras beserta tanah tempat tumbuhnya tanpa disyaratkan
untuk memetiknya maka hukumnya boleh. Begitu pula halnya dengan buah-buahan
yang belum matang yang dijual beserta pohonnya tanpa disyaratkan untuk
memetiknya. Hal yang serupa juga berlaku pada sayur-sayuran yang ada ditanah,
di mana tidak boleh menjualnya sebelum matang kecuali dengan memetiknya. Begitu
pula halnya dengan semangka dan buah-buahan yang lain yang dijual sebelum
matang.
7. Perkataan, "Beliau melarang penjual
dan pembeli sekaligus" Penjual dilarang karena dapat memakan harta
dengan cara yang batil. Sementara pembeli dilarang karena melakukan sesuatu
yang haram dan karena dapat menyia-nyiakan harta, dan sungguh kita dilarang
untuk menyia-nyiakan harta.
Wallahu’alam
0 Komentar
Tinggalkan balasan