و
حَدَّثَنِيهِ أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ حَدَّثَنِي عَبْدُ الصَّمَدِ
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْعَلَاءِ وَسُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِمَا عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَاه
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ
الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ
حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَدِيٍّ وَهُوَ ابْنُ ثَابِتٍ عَنْ
أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَسْتَامَ
الرَّجُلُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ
وَفِي
رِوَايَةِ الدَّوْرَقِيِّ عَلَى سِيمَةِ أَخِيهِ
Dan telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Ibrahim Ad Dauraqi, telah
menceritakan kepadaku 'Abdush Shammad, telah menceritakan kepada kami Syu'bah
dari Al 'Ala` dan Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Nabi
ﷺ.
Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi
ﷺ.
Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah
bin Mu'adz, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada
kami Syu'bah dari 'Adi dia adalah Ibnu Tsabit, dari Abu Hazim dari Abu Hurairah
bahwa
Rasulullah ﷺ melarang seseorang
menawar harga barang yang telah ditawar (dan disepakati harga) saudaranya. Dan
dalam riwayatnya Ad Dauraqi dikatakan; Atas tawaran harga saudaranya.
Hadist kelima
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ
الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُتَلَقَّى
الرُّكْبَانُ لِبَيْعٍ وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَلَا
تَنَاجَشُوا وَلَا يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ وَلَا تُصَرُّوا الْإِبِلَ وَالْغَنَمَ
فَمَنْ ابْتَاعَهَا بَعْدَ ذَلِكَ فَهُوَ بِخَيْرِ النَّظَرَيْنِ بَعْدَ أَنْ
يَحْلُبَهَا فَإِنْ رَضِيَهَا أَمْسَكَهَا وَإِنْ سَخِطَهَا رَدَّهَا وَصَاعًا
مِنْ تَمْرٍ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata, Saya
membaca di hadapan Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah
ﷺ bersabda,
"Janganlah mencegat
pedagang untk memborong barang-barangnya (sebelum sampai ke pasar); jangan
membeli barang yang sedang dibeli orang lain; jangan menipu; orang kota
hendaknya tidak memborong dagangan orang dusun (dengan maksud monopoli dan
menaikkan harga); jangan menahan susu unta atau kambing yang akan dijual supaya
kelihatan susunya banyak. Jika dia membeli dan memerahnya setelah membeli, maka
dia boleh memilih dari dua keadaan, jika ia suka, maka dia boleh ditahannya
namun jika tidak suka dia boleh mengembalikannya dengan satu sha' kurma
(pengganti susu dan perahannya)."
Hadist keenam
حَدَّثَنَا
عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ عَنْ عَدِيٍّ وَهُوَ ابْنُ ثَابِتٍ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ التَّلَقِّي لِلرُّكْبَانِ وَأَنْ
يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ وَأَنْ تَسْأَلَ الْمَرْأَةُ طَلَاقَ أُخْتِهَا وَعَنْ
النَّجْشِ وَالتَّصْرِيَةِ وَأَنْ يَسْتَامَ الرَّجُلُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ
و
حَدَّثَنِيهِ أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ ح و حَدَّثَنَاه
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا أَبِي قَالُوا جَمِيعًا حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ فِي حَدِيثِ غُنْدَرٍ وَوَهْبٍ نُهِيَ وَفِي
حَدِيثِ عَبْدِ الصَّمَدِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَهَى بِمِثْلِ حَدِيثِ مُعَاذٍ عَنْ شُعْبَةَ
Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Mu'adz Al Anbari,
telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari
'Adi yaitu Ibnu Tsabit dari Abu Hazim dari Abu Hurairah bahwasanya
Rasulullah
ﷺ melarang dari mencegat pedagang (sebelum
sampai ke pasar untuk memborong dagangannya), memborong dagangan orang dusun
(untuk) mendapatkan laba yang berlipat-lipat), seorang wanita meminta suaminya
untuk menceraikan madunya, jual beli najsy (menambahkan harga barang dengan
tujuan menipu pembeli), menahan susu ternak yang akan
dijual supaya kelihatan air susunya banyak, dan menawar barang yang sudah
dtawar orang lain." Telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Nafi',
telah menceritakan kepada kami Ghundar. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada
kami Wahb bin Jarir. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan
kepada kami Abdul Warits bin Abdush Shamad, telah menceritakan kepada kami
ayahku mereka semua mengatakan; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dengan
isnad haditsnya Ghundar dan Wahb yaitu dengan lafazh,
"Dilarang."
Sedangkan dalam haditsnya Abdush Shamad disebutkan,
"Bahwa Rasulullah ﷺ melarang…" seperti
haditsnya Mu'adz dari Syu'bah.
Hadist ketujuh
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ
عُمَرَ
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ النَّجْشِ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata, Saya
membaca di hadapan Malik dari Nafi' dari Ibnu Umar bahwa
Rasulullah ﷺ melarang jual beli najsy.
Faedah
hadist :
1. Menjual atas
penjualan orang lain contohnya adalah dia mengatakan kepada orang yang membeli
barang pada masa khiyar maka tidak boleh pihak ketiga datang kepada pembeli dan
penjual tersebut lalu mengatakan :
“Batalkan jual beli anda dan saya akan
membeli dengan harga yang lebih mahal.” Atau ungkapan sejenisnya. Dan ini
adalah haram untuk dilakukan jika harga sudah mulai ditetapkan.
2. Menawar atas
penawaran orang lain juga dilarang, contohnya, pemilik barang dan calon pembeli
telah bersepakat melakukan jual beli namun belum melakukan transaksi, lalu seseorang
berkata kepada penjual,
"Aku akan membelinya." Tindakan ini
haram setelah adanya kesepakatan harga.
3.
Adapun menawar
barang yang dijual dengan harga lebih tinggi (sebelum ada kesepakatan harga)
tidaklah haram, seperti lelang. Maka hal ini tidak haram jika ia masuk pada
konsep lelang. Yang haram itu adalah jika tidak ada konsep lelang.
4. Adapun melamar
atas lamaran orang lain dan permintaan seorang perempuan agar saudarinya
ditalak telah dijelaskan secara gamblang di dalam Kitab Nikah.
5. Para ulama bersepakat
atas larangan menjual atas penjualan orang lain, membeli atas pembelian orang
lain, menawar atas penawaran orang lain. Jika seseorang melanggar dan tetap
melakukan transaksi, ia dianggap berbuat maksiat, namun jual beli tetap sah..
Ini adalah madzhab Imam Syafi'i, Abu Hanifah, dan ulama-ulama yang lain.
6. Dawud berkata,
"Jual
beli tersebut tidak sah." Ada dua riwayat dari Malik sama seperti dua
pendapat tersebut. Sedangkan jumhur ulama menyatakan bolehnya penjualan dan
pembelian bagi orang yang memberi harga lebih tinggi. Imam Syafi'i berkata,
"Sebagian
ulama salafush-shalih menganggapnya makruh."
7. Perkataannya,
النجس "jual beli Najasy" dibaca dengan
najsy. Maksudnya adalah seseorang menawar sebuah barang dengan harga tinggi
bukan untuk memilikinya melainkan untuk menipu pembeli yang lain, sehingga
orang tersebut tertarik untuk meninggikan harga dan membelinya. Perbuatan ini
hukumnya haram menurut Ijma' para ulama. Jika terjadi transaksi jual beli maka
hukumnya sah, tetapi orang yang menipu pembeli lain tersebut telah berdosa,
jika tidak diketahui oleh penjual. Namun jika orang itu telah sepakat dengan
penjual untuk melakukan hal tersebut, maka mereka berdua telah berdosa. Jika
tidak ada kesepakatan antara penjual dan orang yang menawar barang dengan harga
yang tinggi itu, maka pembeli tidak memiliki hak khiyar (hak pilih). Begitulah
menurut pendapat yang lebih kuat, karena yang bertanggung jawab adalah orang
yang meninggikan harga, bukan penjual.
Wallahu’alam.
0 Komentar
Tinggalkan balasan