Subscribe Us

header ads

Larangan Seseorang Melakukan Transaksi Jual Beli Atas Transaksi Orang Lain

Hadist pertama

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ
 
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata, Saya membaca di hadapan Malik dari Nafi' dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda, "Janganlah sebagian kalian menjual barang yang telah dijual kepada saudaranya."
 
Hadist kedua
 
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَاللَّفْظُ لِزُهَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ أَخْبَرَنِي نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَبِعْ الرَّجُلُ عَلَى بَيْعِ أَخِيهِ وَلَا يَخْطُبْ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ لَهُ
 
Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Muhammad bin Al Mutsanna sedangkan lafazhnya dari Zuhair, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidillah, telah mengabarkan kepadaku Nafi' dari Ibnu Umar dari Nabi , beliau bersabda, "Janganlah seseorang menjual barang yang telah dijual kepada saudaranya dan janganlah meminang perempuan yang telah dipinang saudaranya, kecuali jika mendapatkan izin darinya."
 
Hadist ketiga
 
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَسُمْ الْمُسْلِمُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ
 
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id serta Ibnu Hujr mereka berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il dia adalah Ibnu Ja'far, dari Al 'Ala` dari ayahya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Janganlah seorang muslim menawar harga barang yang telah ditawar (dan disepakati harganya) oleh muslim lainnya."
 
Hadist keempat
 
و حَدَّثَنِيهِ أَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ حَدَّثَنِي عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْعَلَاءِ وَسُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِمَا عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَدِيٍّ وَهُوَ ابْنُ ثَابِتٍ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَسْتَامَ الرَّجُلُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ
وَفِي رِوَايَةِ الدَّوْرَقِيِّ عَلَى سِيمَةِ أَخِيهِ
 
Dan telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Ibrahim Ad Dauraqi, telah menceritakan kepadaku 'Abdush Shammad, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al 'Ala` dan Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Nabi . Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi . Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Adi dia adalah Ibnu Tsabit, dari Abu Hazim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah melarang seseorang menawar harga barang yang telah ditawar (dan disepakati harga) saudaranya. Dan dalam riwayatnya Ad Dauraqi dikatakan; Atas tawaran harga saudaranya.
 
Hadist kelima
 
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُتَلَقَّى الرُّكْبَانُ لِبَيْعٍ وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ وَلَا تُصَرُّوا الْإِبِلَ وَالْغَنَمَ فَمَنْ ابْتَاعَهَا بَعْدَ ذَلِكَ فَهُوَ بِخَيْرِ النَّظَرَيْنِ بَعْدَ أَنْ يَحْلُبَهَا فَإِنْ رَضِيَهَا أَمْسَكَهَا وَإِنْ سَخِطَهَا رَدَّهَا وَصَاعًا مِنْ تَمْرٍ
 
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata, Saya membaca di hadapan Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Janganlah mencegat pedagang untk memborong barang-barangnya (sebelum sampai ke pasar); jangan membeli barang yang sedang dibeli orang lain; jangan menipu; orang kota hendaknya tidak memborong dagangan orang dusun (dengan maksud monopoli dan menaikkan harga); jangan menahan susu unta atau kambing yang akan dijual supaya kelihatan susunya banyak. Jika dia membeli dan memerahnya setelah membeli, maka dia boleh memilih dari dua keadaan, jika ia suka, maka dia boleh ditahannya namun jika tidak suka dia boleh mengembalikannya dengan satu sha' kurma (pengganti susu dan perahannya)."
 
Hadist keenam
 
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَدِيٍّ وَهُوَ ابْنُ ثَابِتٍ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ التَّلَقِّي لِلرُّكْبَانِ وَأَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ وَأَنْ تَسْأَلَ الْمَرْأَةُ طَلَاقَ أُخْتِهَا وَعَنْ النَّجْشِ وَالتَّصْرِيَةِ وَأَنْ يَسْتَامَ الرَّجُلُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ
و حَدَّثَنِيهِ أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ ح و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا أَبِي قَالُوا جَمِيعًا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ فِي حَدِيثِ غُنْدَرٍ وَوَهْبٍ نُهِيَ وَفِي حَدِيثِ عَبْدِ الصَّمَدِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى بِمِثْلِ حَدِيثِ مُعَاذٍ عَنْ شُعْبَةَ 

Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Mu'adz Al Anbari, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Adi yaitu Ibnu Tsabit dari Abu Hazim dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah melarang dari mencegat pedagang (sebelum sampai ke pasar untuk memborong dagangannya), memborong dagangan orang dusun (untuk) mendapatkan laba yang berlipat-lipat), seorang wanita meminta suaminya untuk menceraikan madunya, jual beli najsy (menambahkan harga barang dengan tujuan menipu pembeli), menahan susu ternak yang akan dijual supaya kelihatan air susunya banyak, dan menawar barang yang sudah dtawar orang lain." Telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Nafi', telah menceritakan kepada kami Ghundar. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Wahb bin Jarir. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Abdul Warits bin Abdush Shamad, telah menceritakan kepada kami ayahku mereka semua mengatakan; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dengan isnad haditsnya Ghundar dan Wahb yaitu dengan lafazh, "Dilarang." Sedangkan dalam haditsnya Abdush Shamad disebutkan, "Bahwa Rasulullah melarang…" seperti haditsnya Mu'adz dari Syu'bah.
 
Hadist ketujuh
 
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ النَّجْشِ
 
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata, Saya membaca di hadapan Malik dari Nafi' dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah melarang jual beli najsy.
 
Faedah hadist :
 
1. Menjual atas penjualan orang lain contohnya adalah dia mengatakan kepada orang yang membeli barang pada masa khiyar maka tidak boleh pihak ketiga datang kepada pembeli dan penjual tersebut lalu mengatakan : “Batalkan jual beli anda dan saya akan membeli dengan harga yang lebih mahal.” Atau ungkapan sejenisnya. Dan ini adalah haram untuk dilakukan jika harga sudah mulai ditetapkan.
 
2. Menawar atas penawaran orang lain juga dilarang, contohnya, pemilik barang dan calon pembeli telah bersepakat melakukan jual beli namun belum melakukan transaksi, lalu seseorang berkata kepada penjual, "Aku akan membelinya." Tindakan ini haram setelah adanya kesepakatan harga.
3.     Adapun menawar barang yang dijual dengan harga lebih tinggi (sebelum ada kesepakatan harga) tidaklah haram, seperti lelang. Maka hal ini tidak haram jika ia masuk pada konsep lelang. Yang haram itu adalah jika tidak ada konsep lelang.
 
4. Adapun melamar atas lamaran orang lain dan permintaan seorang perempuan agar saudarinya ditalak telah dijelaskan secara gamblang di dalam Kitab Nikah.
 
5. Para ulama bersepakat atas larangan menjual atas penjualan orang lain, membeli atas pembelian orang lain, menawar atas penawaran orang lain. Jika seseorang melanggar dan tetap melakukan transaksi, ia dianggap berbuat maksiat, namun jual beli tetap sah.. Ini adalah madzhab Imam Syafi'i, Abu Hanifah, dan ulama-ulama yang lain.
 
6. Dawud berkata, "Jual beli tersebut tidak sah." Ada dua riwayat dari Malik sama seperti dua pendapat tersebut. Sedangkan jumhur ulama menyatakan bolehnya penjualan dan pembelian bagi orang yang memberi harga lebih tinggi. Imam Syafi'i berkata, "Sebagian ulama salafush-shalih menganggapnya makruh."
 
7. Perkataannya, النجس  "jual beli Najasy" dibaca dengan najsy. Maksudnya adalah seseorang menawar sebuah barang dengan harga tinggi bukan untuk memilikinya melainkan untuk menipu pembeli yang lain, sehingga orang tersebut tertarik untuk meninggikan harga dan membelinya. Perbuatan ini hukumnya haram menurut Ijma' para ulama. Jika terjadi transaksi jual beli maka hukumnya sah, tetapi orang yang menipu pembeli lain tersebut telah berdosa, jika tidak diketahui oleh penjual. Namun jika orang itu telah sepakat dengan penjual untuk melakukan hal tersebut, maka mereka berdua telah berdosa. Jika tidak ada kesepakatan antara penjual dan orang yang menawar barang dengan harga yang tinggi itu, maka pembeli tidak memiliki hak khiyar (hak pilih). Begitulah menurut pendapat yang lebih kuat, karena yang bertanggung jawab adalah orang yang meninggikan harga, bukan penjual.
 
Wallahu’alam.

Posting Komentar

0 Komentar